Tradisi ini dikenal dengan sebutan patungan kerbau jelang lebaran. Seekor kerbau bisa dibeli oleh beberapa orang. Ada juga yang membuat sistem tradisi ini seperti arisan.
Setelah uang terkumpul dan dibelikan kerbau, maka kerbau disembelih. Seluruh daging dan tulang hewan yang disembelih akan dibagi rata kepada warga yang ikut patungan. Beberapa bagian juga disisihkan untuk sedekah bagi warga yang kesusahan atau orang-orang yang ikut bantu merawat dan memotong kerbau itu.
Tentu tradisi ini sudah punah. Sulit sekali untuk menemukan kerbau di kota besar. Warga betawi pun lebih memilih untuk memakan daging ayam atau daging sapi yang mudah didapat.
4. Tradisi tadarus dan itikaf
Tradisi ini dipengaruhi oleh budaya Arab. Selama bulan Ramadan, para warga betawi diajak untuk "malaman" atau berkumpul di langgar (surau) serta musala sambil membaca Alquran secara bergiliran. Target mereka bisa khatam Alquran selama sebulan.
Biasanya mereka membaca sampai waktu sahur tiba. Sebelum santap sahur, mereka akan keliling kampung sambil membangunkan orang-orang yang masih terlelap tidur. Cara membangunkan orang untuk sahur pun beragam, ada yang sambil teriak, main kentongan, pukul tiang listrik, atau memukul bedug.
Jika sudah mendekati H-10 lebaran, mereka juga akan berada di masjid untuk melakukan ibadah secara penuh dengan meninggalkan kehidupan duniawi. Biasanya mereka akan melakukan itikaf pada malam-malam ganjil. Mereka ingin mengejar pahala dari malam lailatul qadar yang lebih baik daripada 1000 bulan.
5. Tradisi buat kue
Kue yang dibikin juga terbilang khas karena bahan dan cara pembuatan masih tradisional. Misal, dodol betawi yang harus diaduk menggunakan kuali besar. Ada juga yang membuat tape uli dengan dijemur, ditumbuk, dan dibungkus daun pisang. Beberapa warga membuat kue-kue khas lain seperti akar kelapa, biji ketapang, bumbucin, wajik, kembang goyang, manisan kolang-kaling, ongol-ongol, roti gambang, kue bugis, kue cincin, kue dongkal, kue rangi, kue apem, kue pepe, kue lupis, kue cente manis, kue cucur, kue pancong, kue putu mayang, dan kue talam. Rasanya tentu berbeda dengan kue-kue dalam toples yang serba kekinian.
6. Tradisi Nyorog