Sebagai pencinta film Indonesia, penulis selalu mengutamakan untuk menonton film-film nasional di bioskop. Supaya film tersebut bertahan lama, sebaiknya kita menonton pada hari pertama penayangan. Biasanya film lokal bisa dikonsumsi untuk publik setiap hari Kamis.
Berhubung semakin ramai industri perfilman Indonesia, kita juga tidak bisa serta merta menonton film-film yang tidak menyampaikan pesan dengan baik. Bukan bermaksud untuk meremehkan, tapi industri film Indonesia itu akan maju jika penontonnya juga cerdas. Kualitas harus lebih utama dibanding kuantitas.
Mumpung bulan Februari dikenal sebagai film romantis, maka penulis mau merekomendasikan film-film Indonesia terbaik yang wajib kamu tonton. Tentu pilihan film-film ini bercerita tentang percintaan dan sudah meraih penghargaan yang membanggakan. Simak review selengkapnya:
1. Ada Apa Dengan Cinta (AADC)
Film yang diputar sejak tahun 2002 ini disebut sebagai film kebangkitan perfilman nasional. Dengan genre romantis, Rudi Soedjarwo berhasil melejitkan pasangan ikonik yang dipanggil Cinta dan Rangga. Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra pun mulai dikenal sebagai aktor dan aktris berbakat untuk perfilman dalam negeri.
Singkat cerita, AADC bercerita tentang jalinan asmara Cinta yang mengejar Rangga, sosok lelaki pendiam yang suka dengan sastra. Asmara Cinta tak semudah itu diterima Rangga. Ada kisah dari keluarga dan para sahabatnya yang masih sama-sama berseragam putih abu-abu.
Masa pubertas membuat kisah Cinta dan Rangga menjadi inspirasi pasangan muda dengan masing-masing karakter khasnya. Ada air mata dan kisah persahabatan yang tak biasa. Para pemeran pun begitu totalitas dalam setiap penampilan untuk setiap adegan didalamnya.
Berkat kerja keras tim produksi film Ada Apa Dengan Cinta, penghargaan skala nasional mampu diraih. Untuk Festival Film Bandung, film ini mampu sapu bersih dengan membawa pulang piala kategori Film Terpuji, Sutradara Terpuji, Editing, Terpuji, Skenario Terpuji, Fotografi Terpuji, Musik Terpuji, dan Tata Rias Terpuji. Sementara pada Festival Film Indonesia, piala citra diraih untuk kategori Sutradara Terbaik, Aktris Terbaik, dan Tata Musik Terbaik.
Fenomenal film AADC yang viral pada masanya membuat ceritanya diadopsi dalam bentuk serial televisi atau sinetron. Selanjutnya, AADC 2 telah hadir mewarnai industry layar lebar pada tahun 2017. Hanya keberhasilan produksi tersebut tak mampu lebih unggul dari debutnya. Penonton masih sulit move on dari cerita keindahan masa-masa remaja yang tak kan pernah terulang untuk masa sekarang.
2. Sang Penari
Siapa yang pernah membaca novel best seller bertajuk Ronggeng Dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari? Film Sang Penari terinspirasi dari cerita tentang Srintil yang diperankan oleh Prisia Nasution. Dengan terpaksa, Ia harus menjadi penari ronggeng baru. Sementara teman kecilnya bernama Rasus yang diperankan oleh Oka Antara harus menerima keadaan Srintil dan masih menyimpan cintanya yang begitu mendalam. Dua insan yang berasal dari desa terbelakang dengan penduduk yang masih primitif tersebut terlihat romantis dalam mengungkap kisah cintanya. Film Sang Penari juga mengkritik isu-isu sosial era 1960-an, termasuk soal G30S/PKI.
Berkat cerita yang menarik dan kemampuan akting yang unik, film Sang Penari meraih piala Festival Film Bandung untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji, Penata Editing Terpuji, dan Penata Musik Terpuji. Sementara untuk raihan Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2011, film ini meraih 4 piala dalam kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Sudahkah Kompasianer menontonnya?
3. 3 Hari untuk Selamanya