Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Antologi Rasa yang Tak Sanggup Berbagi Rasa

20 Februari 2019   16:15 Diperbarui: 20 Februari 2019   16:43 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keengganan kisah menarik benang merah rasanya hanya hadir dalam tarik ulur hubungan yang sudah bisa ditebak penyelesaiannya. Cerita menjadi tidak meyakinkan karena momen manis yang menyenangkan hanya hadir sebatas ciuman. Demi menembus genre percintaan, rasanya film ini tak mampu menciptakan love impression yang kuat.

Sejak awal penonton sudah diajak melihat ragam sudut pandang untuk mencerna isi kepala dari setiap tokoh yang ada. Tapi, tokoh-tokoh itu tak mampu membuat penonton jatuh hati kepadanya. Penulis tak mampu ikut sedih saat cinta Harris bertepuk sebelah tangan. Begitu juga saat cinta Keara terhadap Ruly terbilang pupus. Para tokoh enggan berbagi rasa dengan para penonton.

Penampilan para pemain memang sedap dipandang. Tapi, untuk sebuah film rasanya itu tidak cukup jika tanpa kualitas akting yang enak dilihat. Intrepretasi tokoh tidak terlalu kuat. Harris hanya bertahan pada cengar-cengir yang berupaya memikat pujaan hatinya. Keara terlihat begitu ambivalen (mencintai dan membenci terhadap orang yang sama), tetapi ia tidak eklektis. Tokoh Ruly justru lempeng sekali hidupnya.

Dari situ cerita mulai membosankan karena eksekusi keliru. Jangan berharap ekspetasi tinggi seolah akan menemukan cinta setelah menonton film ini. Jalinan emosi para tokoh membuat hati penonton tetap hampa.

Mencari cinta itu gampang, tapi terasa sulit jika harus diungkapkan!

Dari kursi sutradara, Rizal Mantovani terlihat tak bertanggung jawab dalam eksplorasi cerita. Ada adegan saat Harris dan Keara mabuk bersama dalam situasi dugem (dunia gemerlap) yang tak ditempatkan sesuai porsinya. Coba saja adegan itu hanya tampil di akhir cerita, penonton pasti akan mendapat esensi bahwa mereka pernah melakukan 'tidur seranjang bersama'.

Sahutan dialog rasanya terlalu banyak dengan jumlah tokoh yang minim. Adegan romantis masih belum terbentuk dan sulit mengajak penonton untuk sekadar menggenggam tangan pasangan yang duduk disebelahnya. Apalagi akhir film ditutup dengan penyelesaian manis dengan hubungan long distance relationship.

Antologi Rasa tak ubah hanya memotret gaya hidup pergaulan bebas yang jauh dari norma agama. Tapi, tak berani menantang mereka yang terjebak dalam "zona pertemanan". Semua dieksekusi secara tidak peka karena cerita cinta yang berlapis tak mampu membawa penonton larut dalam rasa yang seharusnya ada.

Akankah rasa cinta Harris terbalas oleh Keara? Tonton Antologi Rasa segera
Akankah rasa cinta Harris terbalas oleh Keara? Tonton Antologi Rasa segera

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun