Ayo, sekarang sudah puasa hari ke berapa?
Masih pada kuat kan Kompasianer untuk berpuasa??
Di bulan Ramadan, umat Islam wajib menunaikan ibadah puasa. Ibadah ini dilakukan dari mulai fajar (subuh) hingga terbenamnya matahari (maghrib) selama sebulan penuh. Memang ada saja cobaan yang menggoda dalam menjalankan ibadah puasa. Apalagi jika status kita sebagai pekerja yang tetap dituntut produktif meski sedang puasa. Tentu semua akan dialami oleh para pekerja kantoran, pekerja lapangan, bahkan pekerja lepas sekalipun.
Bekerja memang memerlukan mental dan tenaga fisik. Lingkungan kantor juga mempengaruhi kinerja kita. Termasuk juga kondisi cuaca yang kadang panas terik atau hujan. Dibutuhkan penyesuaian diri karena saat berpuasa kita tidak menerima asupan makanan dan minuman sepanjang hari sehingga lebih cepat lelah.
Sebagai pekerja, biasanya waktu yang terasa lama dan membuat lemas itu dari pukul 12:00 sampai 17:00. Waktu tersebut seolah menjadi ujian karena aktivitas kita akan terkuras. Rasa lapar dan haus seakan memuncak sehingga melunturkan semangat dalam bekerja.
Padahal selama puasa kita akan melalui proses autolisis. Proses ini merupakan pembuangan sel-sel yang mati atau rusak di dalam tubuh. Maka, ada jeda agar tubuh punya waktu untuk merubah organisme yang mati oleh enzim tanpa bantuan bakteri.
Lantas, bagaimana kita menyikapi supaya tetap semangat dalam bekerja?. Berikut tips dari penulis:
1. Membuat Target Harian
Puasa kadang membuat waktu terasa lebih cepat atau lebih lambat. Semua itu tergantung dari aktivitas yang kita lakukan. Jika kita hanya bermalas-malasan mungkin tubuh akan semakin lemas. Â Berpikir cerdaslah dalam mengatur waktu agar puasa tidak terasa.
Buat skala prioritas pekerjaan yang akan dilakukan pada hari itu. Pertimbangkan pekerjaan tersebut ringan atau berat untuk dilakukan. Coba kerjakan pekerjaan yang ringan terlebih dahulu setelah beres baru beralih ke pekerjaan berat. Hal ini dilakukan untuk menjaga stamina kita supaya tetap prima.
