Jakarta, 17 April 2017
Â
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam hormat. Bagaimana kabar Sang Pemimpin Jakarta? Teriring doa semoga Allah SWT senantiasa menaungi para calon gubernur dan calon wakil gubernur baru DKI Jakarta beserta warga ibukota dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya.Â
Perkenalkan, saya hanya seorang penulis surat yang menjadi bagian dari warga ibukota dan telah terdaftar memiliki hak suara di pemilihan kepala daerah Jakarta putaran final nanti. Izinkan saya ingin menyampaikan harapan saya untuk Gubernur Baru Jakarta terpilih nanti melalui sepucuk surat ini.
Musim hujan berkepanjangan, maka banjir diberbagai pelosok Jakarta tak usah ditanyakan lagi. Banjir yang melanda sering mengganggu aktivitas warga. Upaya mengatasi banjir di Ibukota juga masih jadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun musibah banjir selalu jadi momok menakutkan bagi warga DKI Jakarta,khususnya warga yang masih tinggal di kawasan dataran rendah dan bantaran kali. Bahkan parahnya lagi, sudah puluhan triliun uang rakyat dihabiskan demi mengatasi masalah banjir. Namun, hingga kini Pemprov. DKI Jakarta belum memiliki solusi pasti.
Contoh kecil, sebagian letak tanah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Banyak genangan-genangan air karena saluran air (drainase) telah tertutupi lumpur dan kabel-kabel bawah tanah sehingga kondisinya tidak teratur di berbagai pelosok Jakarta. Sumbatan akibat sampah di saluran air juga dituding menjadi penyebab banjir. Selain itu, pembangunan komplek perumahan juga seringkali tidak memperhatikan aliran air di lingkungan sekitar sehingga aliran air menjadi terhambat dan membuat kampung padat penduduk yang berada di sekitar komplek tersebut menjad ibanjir.
Sudah selayaknya,Gubernur Baru Jakarta membuat blueprint yang jelas tentang tata kelola saluran air dan mensosialisasikan perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan agar kita bersama menjaga saluran-saluran air di lingkungan sekitar. Kita juga harus hidupkan kembali gotong royong di lingkungan tempat tinggal dengan lebih giat lagi secara terjadwal.Â
Selain itu, saya berharap Gubernur Baru Jakarta mampu mengandalkan pembangunan sumur-sumur resapan untuk mengantisipasi banjir. Kondisi ini diperlukan agar air tidak hanya dialirkan, tetapi bisa masuk juga ke dalam tanah.
Dari banjir, polemik krisis air bersih juga menghantui warga ibukota. Penyaluran air dari perusahaan air negara terkadang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar. Di akhir tahun 2016 lalu, ada 13 sungai di Jakarta telah mengalami polusi melebihi ambang batas, yang didominasi oleh polutan amonium limbah domestik rumah tangga. Ternyata hanya ada dua sungai di Jakarta yang masih dapat digunakan sebagai sumber air baku, yaitu Cengkareng Drain dan Kali Krukut. Jumlah dua sungai ini tentu belum memenuhi seluruh kebutuhan air bersih warga Jakarta.
Apalagi beberapa titik di Jakarta memang sangat kesulitan air bersih saat ini. Harapan saya bagi Gubernur Baru Jakarta mampu mengoptimalkan proses pengelolaan air untuk membuat air bersih yang siap konsumsi menjadi suatu keharusan yang dilakukan agar kebutuhan air bersih di Jakarta yang semakin hari mengalami defisit dapat terpenuhi.Â