Event Pekan Raya Indonesia (PRI) yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD telah berlalu. Event ini menyisakan euforia yang begitu menggebu dibenakku. Selama 3 pekan event ini berlangsung, aku pun mengunjungi sebanyak 3 kali ke tempat itu. Semuanya aku lakukan hanya untuk bereksplorasi diri di arena Hall 8-9 yang diisi dengan berbagai kegiatan menarik dalam booth Kompas Gramedia Festival 2016. Booth ini layak mendapat award dari pihak penyelenggara event sebagai booth interaktif karena mengusung konsep smart city. Sebuah konsep booth cerdas yang dapat membantu masyarakat atau pengunjung dalam mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam setiap kegiatannya.
Kegiatan yang aku nantikan itu saat hari terakhir, tepatnya tanggal 6 November 2016. Apalagi kalau bukan, kegiatan Kompasiana Nangkring “Saatnya Warga Menulis”. Kegiatan ini berbentuk talkshow dengan moderator admin Kompasiana Bang Rizky C. Saragih dan menghadirkan 3 pembicara berpengalaman, yaitu Kang Maman Suherman (penulis), Bang Iskandar Zulkarnaen (Assisten Manager Kompasiana), dan Mbak Yayat (Kompasianer of the year 2016). Tema dalam kegiatan ini sangat menarik dan sangat pas diangkat di era citizen journalism.
Alasan aku mengikuti kegiatan ini agar bisa lebih fokus dalam memahami kaidah-kaidah menulis, khususnya pada ranah media online, seperti Kompasiana. Sebagai salah satu Kompasianer, aku mendapatkan ilmu bahwa Kompasianer dilarang menutup diri dalam pergaulan karena Kompasianer itu bagian dari media online yang anti mainstream. Sesama kompasianer, kita harus lebih intens kopi darat atau bergaul baik secara online dan offline agar memiliki jaringan untuk menjadi penulis yang sukses.
Menulis dapat kita mulai dengan menyampaikan isi hati. Lama-kelamaan, menulis itu akan menjadi suatu kebutuhan hidup. Kita tak hanya menulis untuk diri sendiri, bangsa kita, tetapi juga untuk budaya. Apapun yang kita tulis, tak hanya sebatas informasi. Tetapi juga, harus memberi manfaat bagi diri sendiri khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Menulislah untuk enlightmen dan enrichment dari gelap ke terang agar memiliki makna yang hakiki. Sebagai Kompasianer, kita harus bisa mengadvokasi tulisan kita sendiri agar tulisan kita lebih maju, tidak dibajak apalagi terlibat plagiat dengan tulisan-tulisan di media lain.
Keuntungan menulis itu tidak hanya diukur dengan sebuah uang. Sebagai seorang Kompasianer, kita harus bisa mencari uang dari iklan dan content yang layak. Untuk fokus terhadap content, kita harus mencintai suatu topik yang sesuai dengan passion kita dan mulailah konsisten menulis akan topik tersebut. Kompasianer pun harus ‘klik’ terhadap tulisan yang ingin dikulik agar ada sesuatu yang bisa menjadi tujuan dan kita pun bisa membuat para pembaca bahagia setelah melihat tulisan kita. Sebagai contoh Mbak Yayat, Ia berani menulis segala hal tentang kecintaannya terhadap pembalap motoGP, Valentino Rossi. Dengan karakternya, ia berani mengambil sudut pandang berbeda sebagai penggemar terhadap idolanya. Tak perlu paham dunia otomotif, Ia hanya berusaha menulis jujur apa adanya. Akhirnya, Ia pun mampu menemukan sendiri pembaca setia setiap tulisannya.
Untuk menjadi seorang penulis, kita juga harus membiasakan diri menulis dan membangun jurnalisme edukatif melalui tulisan. Pemanfaatan teknologi secara rutin juga harus kita gunakan sebagai pendekatan terhadap para pembaca dan client (perusahaan yang akan membayar jasa tulisan kita). Kompasianer harus punya pagar api dalam membuat materi iklan atau unsur promosi yang sesuai jika client mengajak bekerja sama agar tidak tercipta kebohongan publik.
Semakin kita menunjukkan kualitas kita sebagai penulis, pada akhirnya kita akan mendapatkan tempat tersendiri untuk karya kita. Apalagi di era MEA, Kompasiana sudah siap menambah rubrik terbaru dengan kategori bahasa inggris agar Kompasianer bisa Go International. Akhirnya closing statement, Bang IsJet berkata #AyoNulis karena menulislah supaya otak kita terus berpikir. Tulis itu harus tulus, modusnya bonus.
Setelah kegiatan ini, aku pun semakin bersemangat untuk menjadi seorang penulis. Hobi membaca, menulis, dan menjelajah dunia maya akan terus aku kembangkan demi menerapkan ilmu-ilmu yang telah aku dapatkan. Yeah, I have a dream and I believe I can be a writer*
#JanganBerhentiMenulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H