Mohon tunggu...
Achmad Gusfandy Akbar
Achmad Gusfandy Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Guru

Seorang pengajar di institusi pendidikan tingkat SD-SMA, yang mana aktifitas kesehariannya membersamai anak-anak remeja di lingkungan institusi maupun di lingkungan rumah. Kebersamaan dengan anak-anak remaja menjadi modal untuk semakin jauh mengenali dan mengetahui kehidupan remaja saat ini, terlebih dengan kemajuan tekonolgi yang sangat masif, membuat pendekatan remaja menjadi berbeda dari waktu ke waktu. Sehingga dapat berbagi kepada para pembaca seputar kendala, problem, tantangan serta solusi dalam menyikapi persoalan remaja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Pemuda Anti Toxic Bagian 2

22 Mei 2023   11:52 Diperbarui: 22 Mei 2023   12:15 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan moral, artinya kita menyiapkan tempat bermain yang baik untuk anak-anak kita. Hal itu tentu harus dimulai dari keluarga sendiri, dengan mendidik anak-anak kita bagaimana bersikap dan beretika yang baik kepada lingkungan sekitar. Yang mana, secara tidak langsung, anak-anak hasil didikan yang baik akan menularkan energi kebaikannya kepada lingkungan sekitar. 

Mendidik dengan cara yang baik dapat dimulai dengan,

Merangkul, jangan asal pukul
Belakangan ini, pemuda kita semakin lemah dalam mengambil sikap, tidak sedikit juga yang ragu untuk tampil di depan khalayak. Hal itu bisa dilatarbelakangi oleh memori kelam masa kecilnya, ketika mendapatkan sesuatu  yang tidak ia sukai akibat dari inisiatif kecilnya yang terdapat kesalahan.

Dunia anak adalah dunia ekslporasi, anak mengeksplor berbagai hal yang belum ia ketahui, sebagai proses pembelajaran dan menjawab rasa keingintahuan. Namun dalam perjalannya, tak jarang eksplorasi tersebut menjuru ke arah yang tidak baik, pergaulan bebas, konsumsi barang terlarang, penyaluran hobby yang salah, dan bentuk kenakalan remaja lainnya adalah sedikit buah dari eksplorasi anak yang tumbuh tanpa ada rangkulan.

Pada saat proses tumbuh, mereka hanyalah  seorang anak lugu dan polos yang masih belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ketika salah, merangkulnya adalah tindakan yang tepat agar anak tetap dapat tumbuh untuk meneruskan eksplorasi dan pencarian jatidirinya, tanpa mengubur rasa percaya diri yang ada padanya.

Namun apabila pukulan yang dilayangkan kepada anak yang masih lugu dan polos itu, hilanglah kepercayaan dirinya untuk mengeksplorasi dan mencoba hal baru, yang justru mengarah pada pelampiasan untuk menghilangkan rasa tekanan akibat pukulan yang anak itu alami. Dampaknya, kenakalan remaja merupakan gambaran dari salahnya sikap orang tua dalam merespon bentuk eksplorasi anak.

Libatkan agar tidak ditelantarkan
Pernahkah kita memberi tantangan kepada anak muda di sekitar kita untuk mengerjakan satu hal basic dalam rumah tangga? Seperti memalu, mencangkul, membetulkan saklar yang rusak, menggergaji, dan pekerjaan basic lainnya yang kelak menjadi tanggung jawab bagi seorang ayah. Pernahkah?

Tentu pekerjaan basic tersebut tidak terlalu dibutuhkan jika kita memiliki uang untuk membayar pekerja melakukan hal itu. Namun, bila kondisinya berbalik, dan semua pekerjaan sederhana itu dilakukan sendiri, apakah anak muda yang berada di sekitar kita dapat melakukan hal tersebut?

Contoh pekerjaan yang disebutkan adalah pekerjaan sederhana dari tanggung jawab seorang ayah, yang mana anak muda tersebut kelak akan menjadi seorang ayah. Contoh pekerjaan yang disebutkan juga bukan termasuk dalam bentuk pekerjaan kantoran, yang penyelesaian masalahnya berbeda dengan pekerjaan dasar tersebut. Bentuk pekerjaannya pun masih banyak yang dapat dijadikan contoh. Tapi poinnya, apakah pemuda tersebut dilibatkan dalam setiap aktivitas di lingkungan masyarakat?

Melibatkan anak muda dalam setiap aktivitas di lingkungan masyarakat bukan hanya menggali potensi dan melatih kemampuan keterampilan dasar, namun juga menumbuhkan kepercayaan diri dan rasa bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Hal itu dapat mengurangi pemuda yang memiliki prinsip hidup anti sosial atau belakangan ini sering disebut no live.

Singkatnya, lingkungan sekitar memiliki andil yang sangat signifikan untuk perkembangan dan pertumbuhan psikologis anak. Tutur kata, cara bersosialisasi, mencari pergaulan, menyalurkan hobby, bergaul dengan masyarakat, secara tidak langsung akan terbentuk oleh respon dan peran dari lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun