Spoiler:
Bagi yang belum baca spoiler, silahkan baca pada artikel saya tentang Masjid Biru.
Setelah mengunjungi Masjid Biru, kami lanjut ke Hagia Shopia (dibaca : Aya Sofiya). Alhamdulillah ngantrinya tidak terlalu panjang, karena masih pagi. Aya Sofiya buka pukul 09.00. seperti halnya Masjid Biru, untuk masuk kesini para pengunjung harus menutup aurat mereka. Hanya saja, disini lebih ketat, karena ada detektor logamnya.
info guide:
Sejarah tentang Aya Sofiya ini sangatlah panjang. Karena ini adalah tempat beribadah mulai dari kerajaan Bizantium, Konstantinopel sampai Turki Usmani, pengunjungnya sangat banyak dari berbagai negara, terutama Eropa.
Saat pertama masuk, saya sangat kagum dengan tekstur bangunannya, lantai marmernya sangat kuat, sampai ada bagian marmer yang sering diinjak oleh pengawal itu menjadi dekok (apa ya bahasa indonesianya... he.. he..). sebagian tempat dari Aya Sofiya masih dipergunakan sebagai tepat sholat, oleh karena itu, saya melihat beberapa orang sholat disana. (padahal, waktu itu saya juga ikut sholat aja ya... itung itung sholat dhuha). Baiknya kerajaan Utsmani, mereka tidak menghilangkan ornamen ornamen gerjanya. mereka hanya menutupi dengan kain, bahkan lukisan tentang keluarga Yesus masih ada diatas pintu masuk.
Setelah keluar dari bangunan masjidnya, kita akan menuju makam makam para sultan dan keluarga sultan. Disini tidak ada makam Sultan Muhammad Al Fatih. Disini ada makam beberapa sultan lannya seperti sultan Murad dan Kakak dari Muhammad Al Fatih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H