Mohon tunggu...
Achmad Fauzi
Achmad Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

21104080013

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Penumpang Batik Air yang Pilot-Copilot Tertidur Hingga Pesawat Menyimpang Dari Jalur Penerbangan

11 Maret 2024   18:11 Diperbarui: 21 Maret 2024   15:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) mengumumkan pilot dan co-pilot pesawat Batik Ait ID-6723 tertidur dalam penerbangan rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024. KNKT mengumumkan bahwa tidak ada kerugian dan kerusakan. Pesawat  setelah kecelakaan itu. Namun, kelalaian tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan pesawat dan penumpang. Salah satu penumpang Airbus A320, Origa (28 Tahun), menceritakan pengalamannya saat menaiki pesawat yang tergelincir karena pilot dan co-pilot tertidur karena kelelahan. Origa mengaku sering menggunakan transportasi udara untuk bepergian dari Sulawesi hingga Jakarta. Pria asal Garut ini bekerja di Sulawesi dan istri serta anaknya tinggal di Bandung. Origa kembali ke Bandung setiap satu atau dua bulan untuk bertemu istrinya dan putranya yang berusia satu tahun. Dia sudah melakukan ini selama setahun.

Secara total, ia memperkirakan telah menempuh rute hamper sepuluh kali. Saat kecelakaan terjadi, Origa belum mengetahui apa penyebab pesawat tersebut melaju. Ia mengaku baru mengetahuinya setelah membaca berita di sosial media. Jadi saya hanya paranoid (ketakutan) dan setelah diselidiki ternayta itu terjadi di pesawat yang ia tumpangi, katanya saat dihubungi, Sabtu 9 Maret 2024. Ian mengaku tidak tau mengenai pesawat yang ia tumpangi. Untuk mengejar penerbangan Jakarta-Bandung "Saya kira Bandara Soekarno-Hatta ramai karena mungkin ada orang di sana." Ujarnya. Origa juga tidak menerima informasi atau instruktur dari pihak yang bertanggung jawab atas pesawat tersebut baik segera maupun setelah kecelakaan. Hari ini dia baru mengetahui dari media bahwa pesawat yang ditumpanginya keluar jalur karena pilot dan co-pilot sedang tertidur.

KNKT melaporkan akan dugaan kelalaian Laporan Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) menunjukkan kelelahan menjadi penyebab pilot dan co-pilot Batik Air ID-7623 tertidur selama penerbangan rute Kendari-Jakarta. Kecelakaan itu terjadi pada 25 Januari 2024 saat keduannya menerbangkan Airbus A320. KNKT mengungkapkan, kecelakaan antara pilot Batik Air dan co-pilot yang tertidur selama penerbangan terjadi karena tidak adanya pedoman rinci mengenai personal checklist, yakni. H seharusnya "AKU YAKIN". Daftar periksa pribadi menyatakan: "Saya dapat terbang secara fisik dan mental dan dapat terkena resiko penyakit obat-obatan, stress, alkohol, kelelahan, atau emosi. "Mengapa penting bagi maskapai penerbangan untuk membuat daftar periksa, pra-penerbangan untuk memeriksa kru mereka berada dalam kondisi prima. Penyelidikan tidak mengungkap kebijakan atau prosedur rinci bagi pilot terkait checklist pribadi." tulis KNKT tentang investigasi Batik Air, dikutip Sabtu, 9 Maret 2024. KNKT menilai, tidak adanya checklist mengakibatkan pilot dan co-pilot Batik Air tidak bisa menilai kondisi fisik dan mentalnya secara memadai. Oleh karena itu, KNKT Batik Air Indonesia menyarankan untuk membuat panduan daftar pemeriksaan pribadi.

Selain itu, menurut KNKT, maskapai penerbangan wajib memperhatikan faktor aeromedis yang mungkin terjadi selama penerbangan. Pasalnya, awak pesawat harus menjaga kondisi fisik yang baik selama bertugas dan berusaha menjaga kondisi fisik yang baik. KNKT juga merekomendasikan agar seluruh awak kapal yang bertugas melaporkan secara terbuka permasalahan fisik maupun mental kepada atasannya. Hal ini harus dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan keselamatan penerbangan. Pilot dan co-pilot awalnya mengoperasikan penerbangan PK-LUV pada dini hari dengan nama BTK6724 (ID-6724) dari Cengkareng ke Kendari. Selama persiapan penerbangan, co-pilot memberitahu kepada pilot bahwa ia kurang istirahat. Pilot kemudia menyaran kan agar co-pilot tidur selama penerbangan menuju Kendari. Sang co-pilot baru terbangun saat pesawat mendarat di Kendari. Pesawat mendarat di Kendari dan melanjutkan penerbangan penumpang tujuan Kendari-Jakarta dengan ID-6723 atau BTK-6723. Kali ini co-pilot bergantian menjadi pilot pilot (PF) dan pilot bergantian menjadi pilot pemantau (PM). Jumlah penumpang didalamnya sebanyak 153 orang. Pesawat melanjutkan pendakiannya hingga ketinggian jelajah 36.000 kaki. Pilot kemudian meminta izin kepada co-pilot untuk beristirahat.

Co-pilot kemudian menggantikan pilot yang mngendalikan pesawat. Namun, tak lama kemudian co-pilot juga tertidur sekitar 28 menit kemudian, pilot terbangun dan mendapati co-pilot telah tertidursehingga menyebabkan pesawat menyimpang dari jalur penerbangannya. Berdasarkan jalur penerbangan yang disediakan oleh KNKT, pesawat batik air tersebut keluar jalur dan terbang ke langit sekitar Cianjur atau Sukabumi.

Pilot kemudian menanggapi panggilan dari pilot lain dan ACC Jakarta. Kemudian dia mengatakan mereka mengalami masalah dengan komunikasi radio. Penerbangan kemudian dilanjutkan dan mendarat di Jakarta. Kementrian Perhubungan telah memberikan peringatan keras kepada Batik Air setelah seorang pilot dan co-pilot tertidur selama penerbangan. "Kami akan melakukan investigasi dan peninjauan terhadap operasional penerbangan malam di Indonesia untuk mengatasi risiko kelelahan bagi Batik Air dan seluruh operator pesawat." Kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

Kristi endah Murni dalam keterangan tertulis yang dirilis, Sabtu, maret lalu, 9/3/2024. Kristi Endah Murni mengatakan maskapai penerbangan perlu memperhatikan lama dan kualitas waktu istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan. Selain itu, awak pesawat BTK6723 Batik Air diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai SOP internal. Selain itu, Direktorat Jenderal Hubungan Penerbangan Kementerian Perhubungan akan menurunkan resolusi of safety issue (RSI) untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut. Selain itu, operator pesawat dan pengawasnya akan menerima rekomendasi Tindakan perbaikan terkait hal ini. "Kami tegaskan, sanksi akan diberikan sesuai dengan hasil pemeriksaan Tim Investigasi." Pungkas Kristi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun