Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Kedua organisasi ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia, baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, maupun politik.
Meskipun sama-sama organisasi Islam, NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Perbedaan ini dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari orientasi keagamaan, pandangan terhadap tradisi, hingga strategi dakwah.
Orientasi Keagamaan
Perbedaan orientasi keagamaan antara NU dan Muhammadiyah dapat dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari.
KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah seorang ulama yang memiliki latar belakang pendidikan modern. Ia pernah belajar di Makkah dan Mesir, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam. KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa Islam harus dimurnikan dari berbagai unsur bid'ah dan khurafat yang telah melekat di dalamnya.
Sedangkan KH. Hasyim Asy'ari, pendiri NU, adalah seorang ulama yang memiliki latar belakang pendidikan tradisional. Ia belajar di pesantren dan madrasah, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam Nusantara. KH. Hasyim Asy'ari berpendapat bahwa Islam harus dimaknai secara arif dan bijaksana, dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya lokal.
Perbedaan orientasi keagamaan ini tercermin dalam berbagai perbedaan antara NU dan Muhammadiyah. Misalnya, Muhammadiyah lebih menekankan pada pemurnian Islam, sedangkan NU lebih menekankan pada toleransi terhadap tradisi.
Pandangan terhadap Tradisi
Perbedaan pandangan terhadap tradisi antara NU dan Muhammadiyah juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan antara kedua organisasi ini.
Muhammadiyah memandang tradisi sebagai sesuatu yang perlu dihilangkan jika bertentangan dengan ajaran Islam. Sebaliknya, NU memandang tradisi sebagai sesuatu yang perlu dilestarikan jika tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Perbedaan pandangan ini terlihat dalam berbagai hal, misalnya dalam hal perayaan maulid nabi. Muhammadiyah tidak merayakan maulid nabi, sedangkan NU merayakan maulid nabi.