Namun sebelum menghadap raja, Lembu Sora yang diikuti Gajah Biru dan Juru Demung itu dibunuh beramai-ramai oleh pasukan pengawal raja di depan Istana.
Dengan tewasnya Lembu Sora, maka cita-cita Mahapati untuk menjadi patih di Majapahit tinggal selangkah lagi, yakni menyingkirkan Mpu Nambi.
Sepeninggal Dyah Wijaya, Jayanagara naik tahta sebagai raja Majapahit. Semasa pemerintahan Jayanagara inilah, Mahapati melihat peluang untuk menyingkirkan Mpu Nambi dari kedudukannya sebagai patih. Sewaktu Mpu Nambi tengah berada di Lumajang karena Pranaraja ayahnya baru saja meninggal, Mahapati melapor kepada raja.
Kepada Jayanagara, Mahapati menyatakan bahwa Mpu Nambi yang lama tidak kembali ke kotaraja Majapahit karena tengah menyusun kekuatan untuk melakukan pemberontakan.
Dari laporan Mahapati itulah, Jayanagara memutuskan untuk menangkap dan membunuh Mpu Nambi yang mendapat dukungan Arya Wiraraja dan Ra Semi. Sepeninggal Mpu Nambi, Mahapati diangkat oleh Jayanagara sebagai patih di Majapahit.
Baca juga : Polemik Mahapatih Gajah Mada terkait dengan Provinsi Jawa Barat dan Pengusulan sebagai Pahlawan Nasional
Sebagaimana Sengkuni (patih Hastinapura), Mahapati yang mendapat kekududukan patih Majapahit dari Jayanagara sesudah menyingkirkan Ranggalawe, Lembu Sora, dan Mpu Nambi dengan cara memfitnah berakhir dengan tragis.
Sesudah terbongkar kejahatannya, Mahapati dilengserkan secara paksa dari kedudukannya sebagai patih, serta mendapat hukuman mati dengan cara cineleng-celeng (dicabik-cabik sepecrti celeng)Â tubuhnya oleh Bekel Jaka Mada (Gajah Mada). Sepeninggal Mahapati, Jayanagara mengangkat Arya Tadah sebagai patih Majapahit. [Sri Wintala Achmad]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H