Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Tiga Pelajaran yang Tidak Diajarkan di Sekolah

18 Oktober 2018   03:57 Diperbarui: 18 Oktober 2018   23:43 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: @kulturtava

/1/ 
tofan berpusar serupa naga api 
mengajarkan bima: lelaki kecil yang  
bakal menyelam ke dalam lautan rahasia  
di mana ruci tak lebih protret diri  
tersingsal di lipatan hati 

/2/ 
lelaki kecil menerobos badai   
bersenjata tombak warisan moyangnya  
mencuri putri pembayun 
terpasung di balik tembok baja, di mana 
setiap pintu dijaga prajurit pilihan 
yang bertopeng mata api, namun 
lelaki  pantang pulang 
Demi cinta, kematian dipertaruhkan 

/3/ 
senasib kupu terperangkap di ruang 
berpintu-jendela terkunci 
aku adalah lelaki tolol 
yang menghabiskan usia 
dengan pemberontakan sia-sia

aku adalah cicak yang terjebak 
ke dalam cangkir kopi 
memertaruhkan nyawa 
demi kenikmatan sekejap

lantas kebodohan macam apa   
bila aku berakhir seperti kau
: penjelajah yang tak lagi mengenal peta 
hingga alpa jalan pulang, selain 
hanya mendudukkan kebodohan   
sebagai guru pilihan

-Sri Wintala Achmad-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun