tentu kau masih ingat
perihal pelukan kukup erat-erat
ketika malam menggigilkan rembulan
hingga gairahmu serupa sumbu lilin
yang tersulut api cinta
tentu kau masih mengenang
angin yang menyingkap nakal gaunmu
hingga serupa ken dedes di mata arok
kau tersipu malu, ketika
rembulan diranggas seekor camar