Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Air Kendi" dan "Air Embun", Minuman Surgawi yang Terlupakan

1 Juni 2018   19:45 Diperbarui: 1 Juni 2018   19:46 3929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: foodformyheartandsoul.blogspot.com

Saat matahari membakar tubuh, banyak orang yang merasa kegerahan dan dahaga berhasrat meneguk minuman dingin, dan lazim bercampur es. Dengan meneguk minuman itu, mereka berharap tubuh akan terbebas dari rasa gerah dan dahaga yang mengeringkan kerongkongan.

Terutama bagi kaum muslim yang tengah mengamalkan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan, terik siang mereka asumsikan sebagai godaan yang sangat berat. Karena naluri tubuh mereka yang kegerahan butuh dinetralkan dengan minuman dingin. Karenanya bila tidak berbekal iman yang kuat, mereka dijamin akan membatalkan puasa.

Seusai seharian menahan dahaga tidak terperi karena pengaruh terik siang, kaum muslim cenderung mengawali buka dengan mereguk minuman dingin bercampur es. Sebagian mereka, minuman dingin yang mereka konsumsi, semisal: es kolak, es cendol, es lidah buaya, es selendang mayang, es kopyor, es selasih, atau es dalimun. Sebagian lainnya cukup mengonsumsi es teh, es jeruk, atau air es.

Bahaya Minuman Dingin Karena Es

Banyak di antara kaum muslim yang belum mengetahui bahaya minuman dingin karena pengaruh es. Maka, wajar. Bila saat mengawali buka, mereka mereguk minuman bercampur es untuk membebaskan gerah dan dahaga seusai berpuasa sepanjang terik siang.

Menurut ahli kesehatan, minuman dingin bercampur es yang dikonsumsi untuk mengawali buka justru mengakibatkan kontraksi lambung. Selain minuman tersebut akan memerlambat proses pencernaan dan memersempit usus. Karenanya tidak heran, bila sehabis mengonsumsi minuman itu, perut menjadi kembung.

Bahaya lain mengonsumsi minuman dingin bercampur es di mana tubah masih gerah justru mengakibatkan kepala pusing. Akibatnya sehabis berbuka, bukan kesehatan tubuh yang diperoleh, melainkan lambung kembung dan kepala pusing.

Minuman Dingin Alami yang Menyehatkan

Apakah mengonsumsi minuman dingin untuk mengawali rbuka tidak boleh? Boleh. Asal suhu dingin pada minuman tersebut bukan karena pengaruh es, melainkan dingin secara alami. Lantas minuman dingin macam apa yang layak dikonsumi untuk mengawali buka?

Salah satu sumber terpercaya menyatakan, "Minuman dingin alami yang layak dikonsumi saat berbuka adalah air kendi. Air yang didinginkan selama dua hari dua malam di dalam kendi akan memberikan oksigen yang tinggi bagi tubuh. Hasil positifnya sehabis minum air kendi, tubuh menjadi segar dan terbebas dari gerah dan dahaga.

Selain air kendi yang baik untuk berbuka, disarankan pada kaum muslim untuk mengonsumsi air embun saat bersantap sahur. Berdasarkan penelitian, air embun berfaedah untuk membersihkan usus sehingga perut menjadi lega dan hari menjadi tenang. Dengan ketenangan tersebut, kaum muslim dapat mengendalikan amarah saat menunaikan ibadah puasa sejak imsyak hingga waktu buka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun