Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sandburg, Tokoh Inspiratif yang Kembali Hidup di Bulan Ramadhan

29 Mei 2018   23:51 Diperbarui: 30 Mei 2018   00:27 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.wikipedia.org/wiki/Carl_Sandburg#/media/File:Carl_Sandburg_NYWTS.jpg

Banyak inspirasi yang bisa diterapkan seseorang di lingkup kehidupan pribadinya. Sejatinya, inspirasi yang didapat seseorang bukan sekadar mengacu pada sosok orang lain; melainkan tindak-tanduk, kepribadian, kebijakan, pemikiran, ide kreatif, perjuangan baik terekspresikan secara fisikal (secara oral) maupun terefleksikan pada buah kreasinya semisal karya seni atau karya sastra. sehingga tidak aneh, kalau karya seni atau karya sastra yang dicipta para seniman atau sastrawan sering menginspirasi banyak orang di dunia.

Fakta di mana seseorang terinspirasi pada orang lain atau dengan karyanya membuktikan adanya interaksi dalam kehidupan manusia. Dari interaksi inilah, keterpengaruhan seorang pada orang lain adalah wajar. Karenanya bila bicara perihal jati diri manusia tidak bisa dilepaskan dengan faktor tersebut.

Sebagai manusia biasa yang menekuni bidang penciptaan puisi sejak tahun 1984, saya terinspirasi dengan Carl August Sandburg (1878-1967). Penyair tersohor Chicago (Amerika) yang pernah bekerja sebagai tukang batu, petani, penebang kayu di hutan, dan pelayan hotel. Sekalipun hanya pekerja kasar, pemikirannya yang terefleksikan dalam puisi-puisinya dapat disejajarkan dengan karya para filsuf dunia. Melalui Sandburg inilah, saya memiliki kredo, "Puisi merupakan karya filsafat yang digubah dalam bentuk syair (sanjak)."

Bercermin pada Kisah Hidup Sandburg 

Bila ada orang bilang Sandburg adalah manusia biasa berwawasan fiilsuf dapat disepakati. Tidak salah pula bila banyak orang mengatakan, "Sandburg merupakan penyair besar yang tidak pernah menyombongkan nama besarnya. Karena pengalamannya sebagai pekerja keras di masa silam telah mengajarkan bagaimana menjadi manusia rendah hati."

Dengan jiwanya yang besar, Sandburg menyadari bahwa ketenarannya sebagai penyair hingga namanya dikenang banyak penyair sekadar efek positif dari masa silamnya. Inilah hukum kausalitas yang tidak bisa dinafikan dari kehidupan manusia di muka planet bumi.

Bercermin pada kisah hidup Sandburg, saya mulai menekuni bidang penciptaan puisi serta penulisan buku sejarah dan budaya Jawa hingga sekarang. Hasil dari ketekunan tersebut, sekarang dapat saya nikmati. Sebagai bukti, saya dapat menghidupi keluarga melalui karya sastra dan buku-buku yang dierbitkan oleh beberapa penerbit mayor di Yogyakarta.

Sandburg dan Puasa Ramadhan

Bila berbekal pikiran jernih, kisah hidup Sandburg pula dapat memberikan inspirasi yang memotivasi saya dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Karena, puasa yang saya lakukan dapat diidentikkan dengan kerja keras Sandburg. Kerja keras yang  tanpa dilandasi pamrih untuk mendapat ketenaran dan pujian. Kerja keras yang harus dilaksanakan karena merupakan kewajiban.

Pengindentikkan puasa dengan kerja keras Sandburg tidak berbeda dengan pengidentikkan kerja keras ulat yang ingin menjadi seekor kupu melalui proses mengepompong. Sungguhpun kepompong terdiam seperti pertapa, namun tetap bekerja keras untuk mengendalikan seluruh hawa nafsunya. Sehingga upah yang didapatkan kepompong berupa kelahiran dalam bentuk lain sebagai seekor kupu. Makhluk cantik yang terbang dari bunga ke bunga untuk mengisap sari madu.

-Sri Wintala Achmad-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun