Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Rahasia Jadi Penulis Profesional dan Andal

23 Maret 2018   16:16 Diperbarui: 23 Maret 2018   16:20 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk dapat melahirkan naskah yang baik, seorang penulis tidak akan beralih pada naskah lain sebelum naskah yang tengah digarap itu selesai. Sebab sekali beralih ke naskah lain, naskah yang tengah digarap dapat terbengkelai. Apabila naskah yang terbengkelai itu kembali dilanjutkan, hasilnya tidak akan maksimal. Karena, irama emosional penulis terputus.

Tidak Kenal Putus Asa

Seringkali seorang penulis menghadapi masalah dengan naskah yang tengah digarapnya. Ketika menggarap naskah, penulis mengalami kesulitan untuk melanjutkan atau menyelesekainnya. Bila penulis mengalami masalah ini, jangan cemas dan putus asa. Sebaiknya penulis sejenak melakukan refreshing untuk kembali menyegarkan pikiran. Bila pikiran kembali segar, penulis akan kembali menemukan kemudahan dan semangat baru untuk kembali menggarap atau menyelesaikan naskah tersebut.

Memiliki Semangat Baja

Seorang penulis harus memiliki semangat baja. Tidak mudah putus asa, bila naskahnya ditolak oleh media massa atau penerbit. Intinya, seorang penulis harus terus menulis. Terus meningkatkan kualitas karyanya. Terus mengirimkan karya-karyanya ke media massa dan penerbit. Hingga karya-karya tersebut berhasil dimuat di media massa atau diterbitkan oleh penerbit. Hanya dengan cara demikian, seorang penulis akan survive dan dapat memenuhi kebutuhan ekonominya melalui karya-karyanya.

MenjalinKomunikasi dengan Sesama Penulis

Seorang penulis yang ingin maju dan berkembang harus selalu menjalin komunikasi kreatif dengan sesama penulis. Karena melalui komunikasi tersebut, seorang penulis akan termotivasi untuk selalu berkarya. Bila kita seorang yunior, hendaklah selalu melakukan komunikasi dengan penulis senior. Melalui penulis senior, ktia akan mendapatkan pengetahuan seputar dunia kepenulisan. Tidak hanya berkaitan dengan bagaimana menulis yang baik, namun pula bagaimana menerapkan strategi agar karya tulis kita dapat dimuat di media massa atau penerbit.

Proses Menulis

Untuk menjadi seorang penulis profesional dan andal diperlukan pengetahuan tentang proses menulis yang baik. Lantas bagaimana proses menulis yang baik? Menurut pendapat dari para ahli, bahwa proses menulis yang baik itu terdiri dari lima tahapan, yakni:

Pengamatan

Langkah pertama sebelum menulis, seorang penulis harus melakukan observasi terhadap obyek, misal obyek tentang lingkungan pantai. Di dalam lingkungan pantai tersebut, terdapat point-point yang daapt diamati oleh seorang penulis, semisal: kehidupan orang-orang pantai, sampah dan limbah yang mengancam pelestarian ikan-ikan, pantai sebagai tempat wisata, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun