"Bukan. Orang-orang bilang, Godot paranormal."
"Zaman sudah gila, ya? Banyak pejabat minta perlindungan pada paranomal. Hanya karena ingin selamat dari tindak kejahatannya. Main suap dan mengorupsi uang negara."
"Sudah super gila, Tom"
"Tapi kenapa Godot sekarang mirip gelandangan? Wajahnya pasi. Rambutnya yang gondrong sangat kusut. Keringat di sekujur tubuhnya yang dekil menyeruakkan bau bangkai."
"Benar. Godot telah menjadi gelandangan. Sesudah Godot tak lagi punya kesaktian. Rajah dan mantram yang diberikan kepada para pejabat tak lagi punya kekuatan untuk melindungi tindak kejahatan mereka."
"Karena tak lagi dibutuhkan orang-orang penting, lantas Godot membutuhkan orang-orang miskin yang setahun silam setia menunggunya? Berharap agar Godot dapat memberikan jalan keluar pada mereka? Jalan untuk hidup layak melalui ilmu ngirup bandha yang dimiliki Godot?"
"Mungkin, Tom"
"Tapi, aku percaya. Orang-orang yang setahun silam menunggu Godot, sekarang tak membutuhkannya. Sebab mereka yang miskin juga tak membutuhkan orang miskin. Mereka tak lagi membutuhkan paranormal yang tak dapat membantu mereka untuk mendatangkan harta. Mereka sangat membutuhkan juru selamat yang dapat membuat mereka kaya dalam waktu sekejap. Tanpa harus mandi keringat."
"Benar, Tom."
"Sayangnya, Max. Kenapa orang-orang miskin lebih membutuhkan paranormal ketimbang Tuhan?"
"Karena, mereka menganggap paranormal itu seperti tukang sihir. Orang yang dalam sekejap bisa mengubah kemiskinan menjadi kekayarayaan. Sebaliknya, Tuhan telah mereka anggap sebagai dermawan di mana untuk mendapatkan berkah-Nya harus melalui proses panjang. Sebagaimana orang-orang kaya, orang-orang miskin di negeri ini lebih suka menempuh jalan pintas, ketimbang melewati jalan berliku-liku yang panjang dan melelahkan."