Kuantitas pengguna internet atau yang lazim disebut Netizen menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Menurut Sri Widowati (Country Director Facebook Indonesia) yang mengacu pada data tahun 2017 bahwa pengguna akun Facebook di Indonesia mencapai angka 125 juta. Sementara, pengguna akun instagram di Indonesia mencapai 45 juta. Dari sekian pengguna kedua akun tersebut diperkirakan memiliki akun twitter, youtube, atau blog.
Mengacu hasil pengamatan obyektif penulis menunjukkan bahwa sebagian netizen mulai tertarik mengunggah status di Facebook yang dilengkapi foto selfie atau wefie dengan setting atau berlatar belakang alam semisal pantai, bukit, air terjun, dll. Sementara, foto-foto tentang alam mulai banyak diunggah para netizen di Instagram atau twitter. Fakta ini memberikan gambaran bahwa alam mulai dibutuhkan oleh para netizen bukan karena peduli namun sekadar untuk dijadikan sebagai pelengkap mereka di dalam berselfie atau berwefie ria.
Keuntungan dan Kerugian
Meningkatnya kuantitas netizen di Indonesia yang dibarengi dengan kuantitas lokasi wisata baru niscaya mengandung keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh para netizen yakni terpenuhinya setting selfie dan wefie ideal dan artistik. Keuntungan yang diperoleh pengelola wisata berupa hasil tiket masuk lokasi wisata, jasa parkir, atau jasa toilet.
Tidak ketinggalan pula wilayah yang menjadi lokasi wisata baru tersebut akan dikenal oleh jutaan netizen dari berbagai daerah. Mengingat nama wilayah tersebut selalu dicantumkan sebagai bagian dari caption oleh para nitizen ketika mengunggah foto di Facebook, Instagram, Twitter, atau blog.
Kerugian lain yang ditimbulkan dari pengelolaan lokasi wisata baru tersebut akan mencemari alam dengan sampah. Mengingat sebagian netizen yang kurang peduli dengan alam akan membuang sampah sembarangan. Akibatnya lingkungan yang semula bebas sampah menjadi gudang sampah.
Solusi
Dengan memikirkan permasalahan yang dimungkinkan muncul, pengelola lokasi wisata baru hendaklah tanggap dan mengantisipasinya sejak dini. Antisipasi konkrit yang harus mereka ambil yakni melakukan ekplorasi dan mendekorasi setting selfie atau wefie tanpa mengorbankan alam baik merekayasa secara belerbihan atau bahkan menrusaknya.
Pengelola wisata baru wajib menyediakan keranjang atau kotak sampah di berberapa titik. Sehingga para netizen yang membawa makanan sendiri di dalam lokasi wisata akan membuang sampah pada tempatnya. Pengelola pun tidak kerepotan untuk mengumpulkan sampah sebelum dibuang di tempa semestinya.
Bila antisipasi dini ini dilaksanakan, pengelola wisata baru akan berjasa besar di dalam meningkatkan penghasilan warga sekitar serta memerkenalkan wilayah tersebut pada masyarakat luas tanpa mengorbankan alam. Pengelola wisata baru pun akan berjasa besar kepada negara di dalam upaya mengurangi angka pengangguran di Indonesia yang terus melonjak kuantitasnya. [Sri Wintala Achmad]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H