Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelajaran di Luar Kelas

17 Februari 2018   19:41 Diperbarui: 17 Februari 2018   19:46 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

/1/ 

Tofan berpusar seperti naga api
Mengajarkan pada Bima
Lelaki kecil yang
Bakal menyelam ke dalam lautan rahasia
Di mana Ruci: protret diri yang
Tersingsal di lipatan hati 

/2/

Lelaki kecil menerobos badai
Bersenjata tombak warisan moyangnya
Mencuri putri Pembayun yang
Terpasung di balik tembok baja
Di mana setiap pintu dijaga prajurit pilihan
Bertopeng dengan mata burung hantu

Lelaki kecil pantang pulang
Demi cinta, maut  dipertaruhkan

/3/

Seperti kekupu terperangkap di dalam ruang
Berpintu-jendela terkunci
Aku, lelaki bodoh yang
Menghabiskan usia dengan pemberontakan tersia

Aku, cicak yang terjebak ke dalam gelas berampas kopi
Memertaruhkan nyawa demi kenikmatan sekejap
Lantas kebodohan macam apa lagi ini?

Berakhir aku seperti kau
Lelaki pengembara yang tak mengenal peta
Hingga buta jalan pulang, selain
Kebodohan sebagai guru pilihan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun