Mohon tunggu...
Achmad Dhany Qurniawan
Achmad Dhany Qurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Civitas Akademika

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suka Duka Tahun Baru 2020 dan Banjir

5 Januari 2020   00:58 Diperbarui: 5 Januari 2020   01:28 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun baru merupakan salah satu momen yang dinanti-nantikan oleh semua orang di dunia. Bagaimana tidak, pasalnya hampir di setiap negara mengadakan perayaan untuk menyambut datangnya tahun baru tersebut. Perayaan ini dilakukan dalam rangka menyambut pergantian dari tahun sebelumnya menuju tahun yang selanjutnya. Ada berbagai macam jenis perayaan yang dilakukan di seluruh penjuru dunia tergantung dari kultur kebudaayan masing-masing negara yang merayakan. Ada yang merayakan dengan cara melakukan tasyakuran dengan maksud untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih diberi keselamatan dan kesehatan hingga tahun yang baru. Ada yang merayakan dengan mengadakan konser hingga mengundang berbagai artis ternama. Konser tersebut dimulai tepat pada malam tahun baru yang berlangsung hingga melewati tengah malam atau berganti ke hari selanjutnya. Namun kebanyakan perayaan pergantian malam tahun baru di berbagai negara dilakukan dengan mengadakan pesta kembang api. Kembang api mulai dinyalakan tepat pada tanggal 1 Januari pukul 00.00 dan tempatnya bermacam-macam tergantung dari pihak yang mengadakan, Namun biasanya pesta kembang api dilakukan di tempat yang cukup luas dan masyarakat dianjurkan untuk menjauh dari lokasi penyalaan kembang api tersebut agar tidak ada korban yang terkena kembang api.

Di Indonesia sendiri pesta perayaan pergantian malam tahun baru dilakukan hampir di setiap kota. Ada kota yang merayakan dengan cara berpesta, namun juga ada beberapa kota yang tidak merayakan pesta tersebut karena beberapa alasan. Salah satu kota yang mengadakan pesta pergantian malam tahun baru di Indonesia yaitu Ibu Kota Jakarta. Beragam rangkaian kegiatan telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti Konser Music, Konser Gambus, Fashion Show, Car Free Night, hingga acara Nikah Massal dan Itsbat Massal yang kegiatannya disebar di berbagai tempat di Jakarta. Meskipun keadaan pada malam itu tengah hujan, namun masyarakat masih sangat antusias dengan beragam acara yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut. Acara yang diadakan juga sangat meriah hingga penghujung acara yaitu pesta kembang api. Begitu indah cahaya dari kembang api yang tampak bersinar di gelapnya langit malam, hingga membuat mata tidak ingin berkedip sedikitpun agar tidak kehilangan momen di setiap detiknya. Namun dibalik semua kesenangan tersebut, terdapat duka yang menghampiri dan mengakhiri semua kegembiraan yang ada di malam itu.

Tepat setelah pergantian tahun baru tersebut warga dikejutkan dengan adanya bencana banjir yang datang menyerang beberapa kota di Indonesia. Kota tersebut antara lain Ibu Kota Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung Barat, Bogor, Lebak Banten, hingga Sikka Nusa Tenggara Timur. Namun sebelum melangkah lebih lanjut, kita harus mengetahui terlebih dahulu : Apa itu banjir? Apa penyebab utama terjadinya banjir? Dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dari bencana banjir tersebut? Bagaimana cara mencegah dan mengendalikan banjir tersebut?

Dimulai dari pengertiannya, Banjir merupakan suatu bentuk dari bencana alam yang terjadi dimana suatu kawasan atau daratan tergenang oleh air yang berlebihan. Bencana tersebut sering terjadi baik di wilayah pedesaan ataupun perkotaan, dan juga dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air. Banjir dapat diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai tersebut. Banjir juga dapat terjadi akibat beberapa faktor antara lain :

  1. Kondisi Topografi, daerah dataran rendah akan beresiko lebih tinggi dilanda banjir karena air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
  2. Intensitas Hujan yang Tinggi, Hujan lebat yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan volume air di daratan seperti sungai, danau, dan sebagainya akan terus meningkat hingga meluap karena tidak sanggup lagi menampung air yang terus bertambah.
  3. Penyumbatan Aliran Air, Penyumbatan air ini dapat terjadi akibat danya sampah yang menumpuk di suatu aliran air yang ada yang membuat air meluap sehingga terjadi banjir.
  4. Sedikitnya Daerah Resapan Air, Kurangnya daerah resapan air menyebabkan air yang ada di atas daratan tidak mampu masuk ke dalam tanah diakibatkan banyak daerah yang tertutup bangunan, aspal, dan sebagainya.
  5. Penggundulan Hutan, Akibat dari penebangan pohon secara liar dapat menyebabkan hutan yang awalnya berfungsi sebagai daerah resapan air menjadi hilang.

Beberapa dampak yang ditimbulkan dari adanya banjir antara lain :

  1. Rusaknya Sarana dan Prasarana
  2. Kerugian Materi dan Hilangnya Harta Benda
  3. Timbulnya Berbagai Jenis Penyakit
  4. Melumpuhkan Aktivitas Sehari-hari
  5. Mengakibatkan Adanya Korban Jiwa

Namun dibalik semua dampak negatif tersebut juga terdapat dampak positif yang ditimbulkan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi ke tanah., dan lain sebagainya. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan banjir, seperti tidak membuang sampah ke sungai sehingga tidak terjadi penyumbatan aliran air, mereboisasi hutan yang gundul, membuat bendungan, waduk, memperlebar sungai, dan masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan bencana banjir tersebut.

Memang benar bahwa banjir yang terjadi pada tahun baru ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang terjadi meningkatkan resiko dan peluang curah hujan yang ekstrem sehingga dapat menjadi pemicu terjadinya banjir di Jakarta dan sekitarnya. Curah hujan yang tinggi memang dapat menjadi pemicu terjadinya banjir di suatu daerah. Berita terkait banjir yang melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya menyebar dengan luas dengan cepat, dan menjadi trending topik hingga saat ini, sampai-sampai masyarakat dan media massa dunia juga mengetahui tentang banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. Beberapa media massa internasional yang meliput banjir Jakarta antara lain South China Morning Post, CNN, dan The Guardian.

Banyak sekali korban yang ditimbulkan akibat adanya bencana banjir tersebut. Tidak hanya korban material, namun juga korban jiwa yang cukup banyak dengan kondisi yang memprihatinkan. Banyak pihak yang mengadakan penggalangan dana bagi korban bencana banjir tersebut. Tidak hanya penggalangan dana, tapi juga banyak yang memberikan suplai makanan, obat-obatan, pakaian, dan lain sebagainya untuk membantu para pengungsi yang menjadi korban dari bencana banjir tersebut. Selain beberapa bantuan di atas, sebenarnya masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu para korban bencana tersebut. Bagi kita yang ingin membantu para korban bencana namun memiliki keterbatasan dalam menyalurkannya, kita bisa membantu mereka dengan cara mendoakan keselamatan mereka dan semoga semua cepat kembali seperti sedia kala sehingga semua masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun