Mohon tunggu...
Achmad Baihaki
Achmad Baihaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Motoran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Bahasa Indonesia

25 Juni 2024   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena bahasa Indonesia di media sosial mencakup berbagai aspek yang menarik, seperti:

1. Bahasa Gaul dan Slang: Penggunaan bahasa gaul dan slang sangat populer di kalangan pengguna media sosial, terutama di kalangan anak muda. Istilah-istilah seperti "baper" (bawa perasaan), "ngegas" (marah), dan "santuy" (santai) sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari di platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok.

2. Pengaruh Bahasa Asing: Banyak kata dan frasa dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, yang diadopsi ke dalam bahasa sehari-hari di media sosial. Contohnya, "update," "follow," dan "like."

3. Kreativitas Berbahasa: Media sosial menjadi wadah bagi pengguna untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam berbahasa. Ini bisa dilihat dari penggunaan kata-kata yang unik, meme, dan hashtag yang viral.

4. Bahasa Alay: Bahasa alay adalah fenomena di mana pengguna menulis dengan cara yang tidak konvensional, sering kali dengan mengganti huruf dengan angka atau simbol. Contohnya, "aku" menjadi "4ku" atau "sayang" menjadi "s4y4ng."

5. Fenomena Hijrah Bahasa: Ada tren di mana pengguna media sosial, terutama di kalangan Muslim, mulai menggunakan bahasa yang lebih formal dan sopan, serta sering mengutip istilah-istilah dari bahasa Arab.

6. Bahasa Emoji dan Stiker: Penggunaan emoji dan stiker sebagai bagian dari komunikasi juga menjadi bagian penting dari cara orang berkomunikasi di media sosial. Ini memungkinkan ekspresi emosi dan perasaan yang lebih kaya dan visual.

7. Bahasa Daerah: Selain bahasa Indonesia, penggunaan bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, dan Minang juga cukup umum di media sosial, menunjukkan kekayaan budaya dan bahasa di Indonesia.

8. Bahasa Politik dan Aktivisme: Media sosial juga menjadi arena penting untuk diskusi politik dan aktivisme sosial, di mana bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan, memobilisasi dukungan, dan mengkritik kebijakan atau tokoh publik.

Fenomena-fenomena ini menunjukkan bagaimana media sosial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dinamika bahasa di Indonesia, menciptakan lingkungan komunikasi yang dinamis dan terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun