Mohon tunggu...
Achmad Bahruddin
Achmad Bahruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Jangan mendengarkan mereka yang sedang menggunjing, mereka sedang iri akan kemampuan kita dan mereka tidak akan bisa melakukan apa yang kita lakukan sekarang ! " Mahasiswa IAIN Jember "

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemanakah Kapal Ekonomi Harus Berlabuh ?

11 September 2016   18:45 Diperbarui: 11 September 2016   18:47 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhir-akhir ini, disetiap negara sering dikaitkan dengan cara bagaimana mengembangkan ekonomi maju dan berkembang. Kemudian jikalau sudah maju dan berkembang, bersandar kemanakah ekonomi tersebut ? Menjadi pertanyaan besar, dimanakah tempat ekonomi harus bersandar. Saya mencoba memberikan sebuah jawaban yang sangat sesuai dengan pertanyaan tersebut yakni agama . Mengapa harus berlandaskan agama ?

Agama merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang bersifat mistik sebagai pedoman pondasi hidup yang baik dan menuju kehidupan yang teratur. Manusia yang beragama adalah manusia yang berpikir untuk menuju kehidupan yang lebih tentram. Berangkat dari pengertian inilah, ekonomi yang berpegang teguh pada agama juga akan baik. Lantas agama apakah itu ?

Islam adalah agama yang pantas sebagai sandaran ekonomi suatu negara. Ekonomi islam namanya. Namanya jarang terdengar tapi barokahnya sampai. Dalam membahas ekonomi, islam mempunyai beberapa prinsip yang sudah jelas, diantaranya :

  • Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia. Karena titipan manusia harus menjaganya dengan baik supaya menjadi barokah bagi dirinya.
  • Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. Manusia dilarang memiliki sesuatu karena dibalik kepemilikan untuk ada hak untuk orang lain.
  • Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama. Di masa Nabi, kerjas sama sangat terbukti sebagai pembangun ekonomi yang bagus. Dengan kerjas sama juga, ekonomi islam mampu meluas dan menjadi kekuatan ekonomi pasa masa itu.
  • Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai segelintir orang saja dan mengajurkan agar semua merata.
  • Ekonomi islam lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
  • Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas ( nisab ). Karena di dalam zakat ada hak untuk orang lain dan dapat membantu orang yang sedang membutuhkan.
  • Islam melarang riba dalam segala bentuk. Riba adalah suatu hal tindakan yang tidak baik. Karena dapat merugikan orang lain dengan mengambil untung sebanyak-banyaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun