Pada akhir-akhir ini, disetiap negara sering dikaitkan dengan cara bagaimana mengembangkan ekonomi maju dan berkembang. Kemudian jikalau sudah maju dan berkembang, bersandar kemanakah ekonomi tersebut ? Menjadi pertanyaan besar, dimanakah tempat ekonomi harus bersandar. Saya mencoba memberikan sebuah jawaban yang sangat sesuai dengan pertanyaan tersebut yakni agama . Mengapa harus berlandaskan agama ?
Agama merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang bersifat mistik sebagai pedoman pondasi hidup yang baik dan menuju kehidupan yang teratur. Manusia yang beragama adalah manusia yang berpikir untuk menuju kehidupan yang lebih tentram. Berangkat dari pengertian inilah, ekonomi yang berpegang teguh pada agama juga akan baik. Lantas agama apakah itu ?
Islam adalah agama yang pantas sebagai sandaran ekonomi suatu negara. Ekonomi islam namanya. Namanya jarang terdengar tapi barokahnya sampai. Dalam membahas ekonomi, islam mempunyai beberapa prinsip yang sudah jelas, diantaranya :
- Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia. Karena titipan manusia harus menjaganya dengan baik supaya menjadi barokah bagi dirinya.
- Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. Manusia dilarang memiliki sesuatu karena dibalik kepemilikan untuk ada hak untuk orang lain.
- Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama. Di masa Nabi, kerjas sama sangat terbukti sebagai pembangun ekonomi yang bagus. Dengan kerjas sama juga, ekonomi islam mampu meluas dan menjadi kekuatan ekonomi pasa masa itu.
- Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai segelintir orang saja dan mengajurkan agar semua merata.
- Ekonomi islam lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
- Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas ( nisab ). Karena di dalam zakat ada hak untuk orang lain dan dapat membantu orang yang sedang membutuhkan.
- Islam melarang riba dalam segala bentuk. Riba adalah suatu hal tindakan yang tidak baik. Karena dapat merugikan orang lain dengan mengambil untung sebanyak-banyaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H