Mohon tunggu...
Achmad Bagas Pranata
Achmad Bagas Pranata Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KH Abdurahman Wahid

Mahasiswa UIN KH Abdurahman Wahid Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Iseng-iseng Berhadiah, Inilah Tempe Keripik Pembawa Berkah

8 Juni 2024   15:51 Diperbarui: 8 Juni 2024   16:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nur Hayati atau yang kerap dipanggil Ibu Nur salah satu pelaku home industry keripik tempe yang sukses. Bisnis membuat keripik tempe ini mulai digeluti dari tahun 2022. Beliau melakukan produksinya di rumahnya tepatnya di desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.

Berawal dari iseng untuk membeli alat pemotong keripik tempe dan dan sekarang bisa menghabiskan sampai 15  tempe untuk produksi setiap harinya, "Waktu puasa tahun 2022 saya ga ada kerjaan terus bingung juga mau kerja apa ditambah suami saya sudah meninggal, nah akhirnya satu malem dapat ide kaya dapet hidayah waktu malalm Laitul Qadar terus dapet mimpi, jalan-jalan ke Pekalongan aja ya terus muncul tu ide buat keripik tempe aja," tutur Ibu Nur yang ditemui pada pada Selasa (29/1/2024).

Keuntungan yang diraup dari pembuatan keripik tempe sekarang hingga Rp 250 ribu per sekali produksi dan untuk omzet bisa mencapai Rp 6 juta per bulannya. Sekarang Ibu Nur bisa ikut membantu perekonomian keluarganya. 

Berkat ketekunan dan ketelatenannya yang berawal dari warung ke warung hingga kini hasil produksinya sudah dipasarkan di Pemalang dan sampai ke Pulau Kalimantan. "Kemarin ada tetangga yang beli untuk dibawa merantau ke Kalimantan sana", ucap Ibu Nur. 

Awalnya keripik tempenya dijual dengan harga Rp 500 perak per bungkus yang target pasarnya warung sembako dan warung makan. "Dulu pertama kali saya pasarkan itu dengan harga 500 perak ya saya titipkan ke warung sembako tetangga terus ke warung makan juga deket rumah"

Setelah itu beliau mendapatkan masukan untuk menjual dengan kemasan yang lebih besar dan beliau jual dengan harga Rp 5 ribu per bungkus. Tidak jarang Ibu Nur juga menerima pesanan untuk kemasan dengan berat 500 gram dihargai sebesar Rp 50 ribu per bungkusnya. Biasanya kemasan ini untuk teman makan pengganti kerupuk.

Tidak mudah untuk mencapai pada titik sekarang ini, banyak mengalami jatuh bangun namun Ibu Nur terus mencoba hingga mendapatkan keripik tempe yang gurih, renyah dan tahan lama. "Awal pertama nyoba itu kaya susah pake alatnya hasil potongannya juga masih tebel tapi udah biasa latihan jadi bisa sekarang," ujar Ibu Nur.

Ibu Nur memulai produksi keripik tempe di pagi hari, sehabis solat subuh beliau belanja kebutuhan produksinya. Mulai dari membeli bahan baku yaitu tempe lalu membeli bumbu yang diperlukan seperti bawang, merica, garam dan kencur.Setelah berbelanja kebutuhan produksi, Ibu Nur langsung mulai membuat keripik tempe. Kunci agar tempe keripik renyah dan tahan lama terdapat di cara pengolahannya, yaitu dengan tempe yang digunakan sebagai bahan baku segara diolah agar kualitas tempe tetap bagus.

Selain memproduksi keripik tempe, Ibu Nur sekarang ingin mengembangkan bisnisnya dengan ingin mencoba meproduksi keripik pisang, namun masih dalam tahap percobaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun