Sungguh jangan salahkan aku, Pak, jika aku sulit untuk berubah, berkembang lebih mekar. Karena lihatlah, Pak, rasa nyaman mengekangku untuk berubah, membiarkan diri seperti ini saja, tidak perlu rumit seperti kebanyakan orang kerjakan, buang-buang tenaga saja.
Padahal aku kadang sadar, Pak, orang-orang di luar sana kehujanan, berselimut dingin, bersahabat terik tuk meraih mimpi, berkembang lebih mekar dari bunga yang lain, tapi...entahlah, rasa nyaman ini selalu mengekangku untuk sulit berubah.
Sungguh jangan salahkan aku, Pak, jika aku sulit untuk berubah, bertumbuh lebih utuh. Karena tengoklah, Pak, rasa takut menghambatku tuk berubah, hingga aku stuck di sini-sini saja, tetap merasa besar di sekitar, nyatanya terlalu kecil tuk dilihat permukaan.
Padahal aku kadang paham, Pak, sejatinya rasa takut itu hanya cakap kosong saja, hanya reka-reka pikiran saja, imaji bedebah perasaan saja, yang boleh jadi kita ciptakan sendiri, dan tidak ada sama sekali tidak ada yang perlu ditakutkan, hanya fiksi, kita terlalu menuhan-nuhankan.
Maka maafkan anakmu, Pak. Kalau mau salahkan, rasa nyaman dan takut saja yang kauusir dari pikiranku saja, jangan aku yang kau usir dari rumah imaji ambisimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H