Sepi menyelimuti halaman kontrakan. Tidak seperti lazimnya hari biasa yang penuh dengan motor berjejer, hari ini benar-benar sepi. Entah pada ke mana penghuninya, seperti hati ini yang sepi dari memikirkan dirimu seorang.
Ya, adakalanya aku harus berhenti dari aktivitas memikirkanmu. Ada saatnya aku harus tenang, jauh dari pikiran-pikiran yang membeban. Setidaknya dengan menorehkan tulisan di Kompasiana ini, hati ini agak damai dan tenteram.
Tunggu dulu, tidak memikirkan perihal sosokmu, tidak berarti aku berhenti total mencintaimu. Tidak! Sebab menurut kata-kata yang ada di buku, cinta sejati itu sederhana. Tanpa mengharap lebih, hanya perlu dirasakan dengan penuh rasa syukur yang banyak.
Cinta sejati adalah melepaskan. Melepas harapan yang terlampau tinggi. Menggantinya dengan hal-hal baik yang bermutu. Menyibukkan diri dengan membenahi pribadi menjadi lebih baik. Dengan resep ini, semoga besok lusa takdir menjodohkan kau dan aku. Kalau pun tidak, semoga kau dipertemukan dengan seorang yang lebih pantas untuk membahagiakanmu.
Tak usah banyak tanya, aku pergi hanya ingin memantaskan diri. Doakan saja. Aku baik-baik saja, kok.
Demi kamu, aku hanyalah gorengan, tanpa petis pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H