Mohon tunggu...
Achmad Azkiya
Achmad Azkiya Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Lepas

Suka tidak suka serius.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gen-Z, Generasi Lentur Tak Mudah Diatur

26 Maret 2022   06:08 Diperbarui: 26 Maret 2022   06:23 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum kita masuk, alangkah baik jika kita ketuk pintu dulu dan ucapkan salam, mari berkenalan.

Menurut Beresfod Research, secara umum pengelompokan generasi adalah sebagai berikut:

-Gen Z: kelahiran 1997-2012 dan berusia antara 9-25 tahun pada 2022.

-Gen Y atau Millennials: kelahiran 1981-1996 dan berusia antara 25-41 tahun pada 2022.

-Gen X: kelahiran 1965-1980 dan berusia antara 41-57 tahun pada 2022.

Baik, sudah kenal, kan?

Kita bahas Gen-Z saja. Generasi ini merupakan generasi yang sangat menghargai ekspresi atau karya orang lain, suka ikut dan terlibat dalam komunitas-komunitas atau suatu kumpulan organisasi, suka berdialog, diskusi dan open minded, terbuka akan hal apa pun. Juga generasi yang realistis, suka yang nalar-nalar tak suka kunti-kunti.

Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi, maka tak heran jika generasi ini sangat akrab-lengket dengan teknologi. Smartphone menjadi salah satu primadona yang sangat sulit untuk ditinggalkan dalam genggaman tangannya, nggak mau LDR, cinta yang teramat dahsyat-bangsat.

Kita tahu, pada masa generasi ini tumbuh, pada saat itu dunia ekonomi kita sedang merosot terjun ke jurang kerugian, mungkin hal ini yang membuat mereka bangkit dengan sadar diri untuk mandiri. Sehingga jiwa kreasi dan inovasi mereka begitu tajam dan kuat untuk membangun peradaban yang lebih berkarakter dan maju.

Mereka lentur bak belut, gampang bosan di tempat stagnan. Maka tak heran jika mereka bisa saja bekerja beberapa hal dalam satu waktu.

Lentur bukan berarti gampang diatur, bahkan mereka nggak suka diatur, tapi bukan berarti egois. Hanya saja mereka lebih suka diajak diskusi bersama dengan menyemprotkan idenya masing-masing. Intinya mereka lebih suka dilibatkan, diberi kepercayaan, dukungan, juga kepedulian.

Bukankah begitu, Pak McKinsey?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun