Banyak pula beredar kabar bahwa penunjukan Gibran sebagai calon walikota Solo oleh DPP ini tak lepas dari figure sang ayah, Joko Widodo. Tapi banyak juga kader PDIP yang membantah hal ini, bahwa bapak presiden tidak campur tangan atas pemilihan rekomendasi calon walikota Solo. Mau membantah seperti apapun, tentu ketika proses itu berlangsung pasti ada rasa sungkan terhadap sang presiden. "Masa' iya di masa-masa akhir perannya sebagai boneka partai, tidak ada kado special yang bisa partai berikan?" wkwkwkwk.
Apapun itu, kita harus bersama-sama prihatin. Bahwa budaya demokrasi belum menjadi patokan kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Masih banyak lagi proses-proses dan system politik yang tidak sesuai dengan demokrasi yang ada di Indonesia ini. Masih banyak orang yang masih memperjuangkan oligarki, feodalisme dan totalitarianism. Yang mana itu semua bertentangan dengan demokrasi. Merdeka!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H