Cover
Salah satu contoh bagian dari user interface (sumber: pixabay.com)
Ergonomi Kognitif
Ergonomi kognitif merupakan sebuah disiplin ilmu yang merupakan bagian dari keilmuan Ergonomi. Istilah "kognitif" dimaknai sebagai sebuah istilah yang mengindikasikan fokus pada pengetahuan dan pemahaman manusia. Dalam membayangkan suatu desain, diutamakan untuk mempertimbangkan kognisi, baik berusaha untuk membantu pengguna dalam mengatasi masalah pemahamannya atau mendesain artefak yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi kognitif manusia. Ergonomi kognitif kemudian berkaitan dengan aspek penerimaan,emosi, perilaku, dan pemahaman terkait perasaan yang lebih luas dibanding makna psikologis dari sebuah konsep. Â Karakteristik utama dari ergonomi kognitif adalah fokus pada sistem informasi, teknologi informasi, dan multimedia sebagai artefak utama yang dipertimbangkan. Madhu (2014) kemudian menjelaskan bahwa teknik kognitif merupakan analisis, modeling, desain, dan evaluasi dari integrasi manusia dalam sistem yang kompleks secara efektif. Studi kognitif dilakukan untuk memberikan integrasi yang lebih baik diantara operator manusia dan sistem dimana operator manusia dapat bertindak secara lebih efektif dan menjaga keamanan sistem dan produktivitas jika muncul situasi yang tidak dapat diantisipasi.
Prinsip kognitif kemudian menjadi bagian dari ilmu psikologi yang mempelajari proses mental yang meliputi bagaimana orang berpikir, melihat, mengingat, dan belajar, dimana hal ini merupakan kesepakatan pemahaman dari pengguna. Hal ini kemudian menekankan bahwa para pengguna suatu produk/sistem harus dapat memahami sistem sebelumnya, ditambah pengguna juga harus dapat memahami proses kognitif dan batasan kognitif dari para pengguna.
Pada dasarnya, penelitian kognitif meliputi penelitian atau eksperimen mengenai sikap seseorang ketika ia dihadapkan pada satu jenis pekerjaan yang meliputi penerimaan, pembelajaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan mengingat sesuatu.
Maka dari itu, Gojek merupakan sebuah sistem aplikasi terintegrasi yang menjawab permasalahan masyarakat terkait sulitnya mengakses beberapa layanan, khususnya di bidang jasa. Aplikasi Gojek juga banyak memunculkan prinsip ergonomi kognitif dan psikologi perilaku untuk menarik sebanyak-banyaknya orang untuk menjadi konsumen mereka dengan berbagai cara, seperti jaminan kemudahan layanan, harga yang terjangkau, pemberian promo, kemudahan pembayaran, visualisasi aplikasi yang ringkas dan praktis, dan jaminan keamanan. Aplikasi Gojek juga hadir sebagai aplikasi "one stop service", dimana dalam satu genggaman dan dalam satu aplikasi, seseorang dapat dengan mudah terbantu melalui layanan-layanan yang disediakan. Hal ini kemudian membuat Gojek berhasil menjadi salah satu startup terbesar di Indonesia dan bahkan Asia dengan jutaan pengguna yang merasakan kemudahan layanan yang ditawarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H