Mohon tunggu...
Achmad Yani Lamintang
Achmad Yani Lamintang Mohon Tunggu... -

Terdaftar sebagai mahasiswa fakultas hukum (Presiden Mahasiswa Periode 2009 - 2010) universitas Batam,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Quovadis Pengembangan Kota Batam Kota Industri dengan Kompleksitasnya

30 November 2010   15:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batam dengan segala predikatnya kian bertambah maju seiring dengan sinergisitas pemerintah kota Batam dengan semua stakeholder yang terkait dengan iklim investasi. Sebut saja proaktif pemerintah dalam menyelenggarakan even-even internasional dan tingkat nasional yang memberikan pencitraan cukup baik yang mampu membuka mata investor internasional akan kemajuan kota batam dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama ini. Salah satunya dengan dipilihnya Kota Batam sebagai tempat penyelenggaraan FFI (festival Film Indonesia) , tentu tidak lepas dari dukungan aktif pemerintah.

Pencitraan yang positif tersebut seharusnya dapat dilanjutkan pada momen yang lebih besar dan akhirnya dapat memberikan sumbangsih pada peningkatan pendapatan masyarakat, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sebagai gambaran adalah bahwa kota batam yang dijadikan sebagai salahsatu barometer kota industri di Indonesia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya akan menjadi perhatian dan pembelajaran pada kota-kota industri lainnya.

Demikian pentingnya pengenalan dan pengembangan kota batam tersebut seharusnya tidak hanya menjadi beban pemerintah semata, akan tetapi diharapkan semua stakeholder dapat menjadi peduli untuk menjadikannya sebagai beban bersama. Telah kita ketahui bersama bahwa ketidaksiapan salah satu komponen dapat menyebabkan akselerasi pembangunan dan pengembangan menjadi mandeg/ berjalan di tempat. Salah satu komponen yang sangat penting dan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius adalah terkait dengan sumber daya manusia (tenaga kerja perusahaan) yang menjadi profesi 75 % warga yang ada di Batam.

Tingginya angka tenaga kerja tersebut harus menjadi perhatian pemerintah, kelayakan hidup serta hak-hak tenaga kerja dengan segala kompleksitasnya patut menjadi pertimbangan dalam proses penyusunan program pemerintah, sebab suka atau tidak suka tenaga kerja perusahaan juga sebagai masyarakat kota batam.Krisis ekonomi global, secara tidak langsung juga memberikan efek domino dalam perkembangan industri. Penurunan angka investasi nasional, juga tentu dipengaruhi oleh angka investasi di kota industri seperti kota batam.

Dengan kondisi realitas yang demikian perlu di satukan persepsi tentang mau kemana pengembangan kota Batam ini. Apakah bertahan untuk tetap menjadi penyuplai tenaga kerja (man power) atau memfasilitasi para calon sarjana (intelektual muda) dengan pengetahuan kewirausahaan. Pembekalan calon pengusaha dengan pelatihan kewirausahaan sejak dini. Itu menjadi penting sebab pengembangan kota seharusnya berdampak secara linear terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Tetapi sampai saat ini angka kemiskinan juga masih sangat memprihatinkan. Sehingga diperlukan konsep-konsep pengembangan industri yang menyokong keberadaan pengusaha dengan modal minim capital, sehingga tetap dapat berkompetisi dalam lingkup usaha kecil menengah (dengan istilah yang lebih familiar adalah dengan pengembangan ekonomi kerakyatan).

Tentu saja system pendanaan serta manajerial demi kelangsungan dan pengembangan konsep ekonomi kerakyatan tersebut tidak bisa dilepaskan dari skill individu calon pengusaha (pengusaha) yang tentu saja tidak lepas dari peranan organisasi yang dapat menghimpun pengusaha yang ada dalam memberikan peluang-peluang sehingga pengusaha tersebut dapat survive. Sebut saja APINDO dan KADIN yang harus selalu menjadi pelopor dalam mencari peluang-peluang usaha yang dapat digeluti oleh calon pengusaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun