[caption id="attachment_327235" align="aligncenter" width="580" caption="Poster Film Action"][/caption]
Film Rambo yang terkenal itu, pertama kali saya tonton di saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Benar-benar film yang mengesankan. Jagonya aksi tokoh RAMBO yang diperankan oleh Sylvester Stallone itu, awalnya membuat saya benar-benar yakin, RAMBO memang ada di perang Vietnam. Bagi saya, RAMBO itu gagah, berani, ganteng, dsb dsb.
Baru ketika saya sekolah di SMP, saya sedikit-sedikit mulai membaca sejarah. Dari urutan-urutan sejarah itu, saya pun berangsur-angsur sadar. Saya berhasil menemukan satu kesimpulan ; RAMBO idola saya itu ternyata hanyalah tokoh dalam sebuah film fiksi belaka. Faktanya memang seperti itu.
Belakangan, saya melihat efek dari sebuah cerita film fiksi malah selalu hidup dan tumbuh di tengah-tengah realitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Terutama di saat-saat bangsa kita sedang memilih pemimpin. Seperti saat ini.
Jujur, sebagai masyarakat biasa non partai, yang tak terlibat sedikitpun dengan kegiatan-kegiatan politik praktis, saya semakin merasa takjub dengan ancar-ancar orang-orang di sekitar saya, yang berencana memilih calon presiden A, karena alasan yang persis sama dengan alasan saya saat saya masih menganggap RAMBO itu benar-benar ada.
"Kalau presiden A terpilih, negara-negara lain akan takut ama Indonesia boss. Orangnya berani, berwibawa, dan ditakuti" Â kata salah seorang teman saya dengan nada sangat bersemangat.
Mendengar itu, imajinasi saya langsung terlempar ke masa lalu. "Rambo," kata saya di dalam hati. Momen-momen seperti itu, kerap lalu lalang di hadapan saya. Sayangnya, saya tak terlalu punya waktu untuk memberi saran pada mereka, agar mereka banyak-banyak membaca sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H