Biasanya paras orang mencerminkan suasana hatinya. Jika sedang berada dalam kondisi buruk, raut muka orang akan terlihat berbeda. Sedikit tegang misalnya, murung, bahkan kesedihan pun bisa dengan mudah bisa kita tangkap dari air mukanya. Namun sebaliknya, jika seseorang sedang berada dalam keadaan senang, dari tampangnya saja kita bisa melihat. Orang ini akan lebih banyak tersenyum, santai, dan masih bisa tertawa dan bercanda.
Nah, melihat tampang Pak Hendarman Supanji yang mantan kejaksaan agung itu (versi konstitusi), ketika beberapa kali tampil dilayar televisi dalam sebuah berita, sepertinya beliau sekarang sedang 'asyik-asyik aja'. Digaris-garis wajahnya tak tergurat ada ketegangan. Malah Pak Hendarman terlihat semakin ganteng saja dengan senyumannyayang khas, ditambah dengan sedikit sentuhan humor yang keluar dari mulutnya.
"sudah..! tulis yang besar ya...!" Begitu kata Pak Hendarman pada wartawan, mejawab pemberitaan yang beberapa waktu lalu ramai mengabarkan bahwa Persatuan Jaksa Indonesia seluruhnya mengusulkan Kejagung kedapan dari Internal Kejaksaan.
Hebat pak Hendarman ini. Pada hal di luar sana, dari ruang kecil sampai ruang media berita, dari warung kopi sampai meja Mahkamah Konstitusi bahkan Istana, semua sedang panas membahas institusi tempat dia bekerja. Lebih detailnya yang sedang di bahas orang justru posisi yang pernah di jabatnya. Tapi mantap, seolah tak terkontaminasi dengan keadaan Pak Hendarman tetap terlihat Calm saja.
Sepintas Pak Hendarman memang pantas untuk tenang-tenang saja. Toh yang terakhir diributkan orang hanya seputar putusan MK tentang tidak berlakunya jabatan beliau sejak putusan MK itu di keluarkan rabu kemarin. Putusan itu sama sekali tidak berpengaruh apa -apa bagi beliau, karena tanpa itu pun tidak lama lagi beliau juga akan segera turun dari jabatannya. Jika posisinya selama ini dipermasalahkan gara-gara sebuah SK, toh kelalaian itu bukan pula tanggung jawabnya. Mensesneg dan pembantu Presiden lah yang sekarang kena getahnya. Sementara langkah Hendarman tempo hari yang berniat menjerat Yusril, tetap akan diteruskan oleh kejaksaan. Nothing's to lose bagi Pak Hendarman.
Namun jika kita mundur sedikit saja kebelakang, masa jabatan Pak Hendarman Supanji ditandai dengan munculnya Scandal kasus Bank Century (sekarang ditangani KPK), Serentetan kejadian hukum seputar Kriminalisasi KPK (yang kemaren-kemaren diyakininya bahwa Bibit dan Chandra salah), ditambah isu keterlibatan Cirus Sinaga (mantan Jaksa Penuntut kasus Antasari Azhar) dalam kasus Gayus-yang merupakan anak buahnya-, dan banyak lagi protes publik yang menyoroti kinerja Institusi Kejaksaan. Mengingat hal itu, rasanya kurang tepat jika 'ketenangan' Pak Hendarman akhir-akhir ini, diartikan sebagai wujud rasa bahagianya.
Akan segera lepas dari tanggung jawab besar, mungkin patut dijadikan alasan utuk senang. Namun jika melihat penilaian rakyat Indonesia pada kinerjanya selama beliau menjabat Kejaksaan Agung,-dimana hampir pasti itu akan diingat publik dalam waktu yang cukup lama,-mestinya itu menjadi sesuatu yang menggelisahkan.
Terbesit sebuah pertanyaan kecil : Tidak kah beliau khawatir nanti akan di ingat rakyat seperti 'apa' ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H