Mohon tunggu...
Achmad T
Achmad T Mohon Tunggu... -

hehehe...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berkompromi dg SBY

4 September 2010   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak bisa dibantah memang, jika dalam masa pemerintahannya periode terakhir ini, SBY telah mengantongi banyak nilai merah versi opini publik. Buruk nya penilaian itu bukan tidak berdasar, kepercayaan publik mulai menurun bersamaan dengan mencuatnya berbagai skandal kasus hukum yang berawal dari kasus Bank Century. Penyelesaian Kasus kriminal yang sedikit beroma politik itu, terbukti hingga kini belum mampu memberikan jawaban yang memuaskan.

Apriori terhadap SBY kemudian terus berkembang. Hingga kini masalah penanganan hubungan RI-Malaysia pun ikut menjadi batu ganjalan bagi SBY. Tak terpikirkan barangkali, harus dipindahkan kemana para TKI di Malaysia yang jumlahnya nyaris 4X lebih banyak dari warga kota Padang itu, jika perang pecah.

Ditengah polemik ini Belakangan mulai terbaca pula ternyata adanya pihak lain dari poros-poros kekuatan politik di Indonesia, yang mencoba mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dugaan ini pun di perkuat dengan munculnya wacana Interpelasi.

Jika ide Interpelasi itu benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin situasi Indonesia yang saat ini terpuruk akan semakin buruk. Sebab bola liar akibat ide ini, hampir pasti bisa diarahkan untuk menurunkan SBY dari jabatan Presiden RI.

Pertanyaan yang kemudian muncul, benarkah itu yang dibutuhkan Indonesia saat ini? Jawabannya bisa jadi tidak. Kenapa?

Masalah yang mungkin timbul bisa jauh lebih runyam. Pertama, sudah taukah rakyat bahwa untuk satu kali pilpres saja, minimal negara harus merogoh kocek sebesar Rp. 25 Triliun, jumlah yang persis sama dengan biaya pilpres 2009 kemarin.

Dan yang jauh lebih penting untuk dikaji adalah, sudah mungkinah system politik kita hari ini mengusung Pemimpin yang lebih baik dari SBY ? Akan terlalu gegabah tentunya jika kita berani optimis dengan jawabannya. Sebab pada kenyataannya, partai-partai besar yang akan menjadi gerbong pengangkut aspirasi politik kita saat ini, ternyata berada dalam formasi yang justru sangat meragukan.

Sebut saja diantara partai besar tersebut ; PDI-P dengan Mega Wati-nya dan Golkar dengan Aburizal Bakrie. Kedua partai besar ini, bila disandingkan dengan Track Recordnya masing-masing pra dan pasca reformasi, tercatat tidak terlalu menjajikan. Kasar nya saja, hampir tidak mungkin negeri ini bisa bersih, jika dipimpin oleh orang yang tidak sanggup membersihkan 'pekarangannya' sendiri, atau lebih parahnya lagi, tidak bisa membersihkan dirinya sendiri dari penyakit yang paling merugikan bangsa ini. Yaitu, korupsi.

Sangat sia-sia rasanya jika niat menjungkirkan SBY, akhirnya hanya akan mengantarkan bangsa kita pada kenyataan : "lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut singa..."

Dalam demokrasi, opini publik biasanya memiliki posisi dalam porsinya sendiri. Sayangnya, selama ini opini publik selalu saja bisa dijadikan komoditi oleh sekelompok elite politik. Akibatnya, jika terjadi benturan, rakyatlah yang berbenturan.  Namun jika pemanfaatan kondisi itu berhasil, rakyat hanya akan kembali kalah. Sementara para elit politik bisa tetap menang, dan berkompromi dengan kekuasaan.

Barangkali sudah saat nya rakyat lah yang mengambil posisi untuk berkompromi dengan kekuasaan sekarang. Sedikit mengalah, agar bisa sedikit menang. (Lihat perkembangan langkah KPK akhir-akhir ini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun