Apakah mungkin, Â ada Pemimpin yang tolol menggunakan anggaran negara seenaknya, demi membangun usaha kongkrit bagi rakyat. Lalu tanpa takut akan dipenjarakan KPK dikemudian hari, ia kembali menghabiskan anggaran negara jalan-jalan kian kemari di luar negeri sana, untuk mencari pasar yang kongkrit pula, agar usaha rakyat tadi, bisa benar-benar berjalan. Dari hulu hingga ke hilir, tanpa campur tangan cukong-cukong asing.
Apakah mungkin, ada sosok koruptor yang kini berada dibalik terali besi, namun tetap memiliki kecintaan yang luar biasa pada tanah air, lalu menghibahkan sebagian timbunan hartanya yang tak terlacak negara, untuk men-support orang-orang pintar Indonesia agar mendapatkan ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Dimana pun, kapan pun, agar kelak bisa memberi manfaat lebih besar bagi banyak orang Indonesia?
Apakah mungkin, ada pengusaha yang mengemplang pajak, namun mengalihkan uangnya untuk mewariskan peradaban puluhan tahun bagi banyak orang biasa? Tanpa merusak lingkungan tentunya.
Apakah mungkin, ada Penguasa goblok yang siap dibenci Kapitalis karena berani menginisiasi regulasi NOL PAJAK bagi lumbung-lumbung usaha lokal yang menyangkut kebutuhan primer masyarakat Indonesia. Dari mulai yang bersentuhan dengan pangan, sandang, hingga papan (yang tdk bernilai skunder atau lux). Agar makin banyak orang Indonesia terbebas dari kebutuhan-kebutuhan primitif seperti itu.
Jawabnya...
(Catatan kecil terinspirasi oleh sebuah "Kidung Indonesia" Karya Ecek-ecek dari Para Pecundang )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H