Membaca satu berita Kompas (Ical: KPK Harus Tuntaskan Century) pagi ini, Sepertinya 'Tikus' (meminjam istilah dan ajaran Aburizal Bakrie) mulai mengendus 2 kandidat anggota KPK, Bambang dan Muqadas. Semua tahu, 2 nama yang tersisa dalam pencalonan anggota KPK ini, sangat dikenal sepak terjang dan rekam jejaknya. Boleh dibiliang, kedua calon didukung banyak pihak karena kapasitasnya.
Tentu saja siapapun akan setuju. Terserah, mau Bambang atau Muqadas yang akan menjadi ketua KPK, banyak yang berharap keduanya mampu mengurai kembali kasus-kasus besar yang mendera bangsa kita. Kalo Ical menyebut kasus Century sebagai target utamanya, di sudut lain tentu ada masyarakat yang ingin kasus Lumpur Lapindo agar segera di bereskan juga.
Dalam Analogi Tikus yang pernah di tulis Ical di blog pribadinya ( http://icalbakrie.com/2010/soal-golkar-dan-tikus/#more-748 ) maka statement orang kaya Indonesia kali ini, bisa saja di artikan berupa rangkaian "Endusan" dan "Gigitan Tikus", yang tentu saja nanti akan dilanjutkan dengan gigitan-gitan lainnya. KPK baru sama dengan kartu baru dalam politik penegakkan hukum di Indonesia. Dan kartu itu baru saja dibagikan. Dalam berita kompas hari ini, Bakrie telah memulai permainannya, dengan bluffing awal.
Diluar dari itu...
Memang jika diperhatikan jalannya seleksi KPK kali ini, berjalan cukup tenang prosesnya. Bahkan terkesan terlalu tenang. Dan yang hebatnya lagi, 2 nama yang mucul sebagai kandidat utama saat ini, justru adalah 2 nama yang paling ideal di mata publik. Hasil ini patut didukung dan tentu saja dikawal perjalanannya oleh semua pihak. Apa lagi hari-hari kedepan, 2 nama ini akan mulai berhadapan dengan DPR yang sudah pasti tiap-tiap fraksi akan memandang dengan cara kepentingan mereka yang berbeda.
Kita dengar munculnya wacana bahwa 2 nama ini mungkin saja di tolak oleh DPR, ini justru ditangkap sebagai sinyal, bahwa badai bagi Bambang dan Muqqodas, akan segera datang. Dan anginnya akan mulai berhembus dari Gedung Anggota DPR-RI. Tak bisa dibantah, sebab hampir pasti sebagian dari mereka akan merasakan kekhawatiran, kalau-kalau KPK nantinya, hanya akan bekerja sesuai dengan pesanan Pemerintah saja.
Apakah KPK nanti akan bergerak mulai dari catatan pajak para pengusaha kaya di Indonesia?-seperti dulu Agen pajak USA, bernama Wilson berhasil menemukan dan memproses kasus scandal pajak para Gengster kaya, yang awalnya tak pernah tersentuh hukum di Amerika.- Atau barangkali KPK akan memulai kerjanya dari Rekening Gendut para pejabat negara? kita lihat saja nanti sepak terjangnya.
Namun agar tak layu sebelum berkembang. Sepertinya semua pihak musti mengawal ketat proses ini agar di hadapan DPR nanti, ke 2 calon ini tidak mendapat hambatan yang berarti, sebab bukan apriori tapi hampir pasti, bahwa semua scandal besar di negeri ini, berawal dari kendornya mental kebanyakan pejabat di DPR-RI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H