Mohon tunggu...
achmad soheh
achmad soheh Mohon Tunggu... Konsultan - Professional
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ekosistem Logistik Dalam Negeri adalah sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi pasar dalam negeri yang ada di Indonesia, sehingga program ini mensinergikan 5 komponen bisnis yang ada dalam ekosistem tersebut : Kementerian ( pusat dan daerah), Perhimpunan / Asosiasi UMKM, Corporate/ Perusahaan, Perusahaan Logistik Dalam Negeri serta Pelaku bisnisnya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

5 Kinerja Terbaik Indonesia dalam Perspektif Bisnis Ekspor Indonesia

13 September 2023   13:15 Diperbarui: 13 September 2023   13:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bisnisindonesia 

Dengan memperhatikan kinerja yang terjadi hingga tahun 2022, kita bisa katakan 5 hal  yang menjadi satu kekuatan kenapa pada akhirnya Indonesia mampu bersaing dalam percaturan persaingan pelaku eksportir di dunia.

  • Kita bisa lihat  kinerja ekspor Indonesia hingga memasuki Maret 2023 saja nilainya sudah mencapai angka US$23,50 miliar. Angka ini bisa di katakan meningkat di bandingkan   bulan Februari 2023 dengan angka kenaikan 9,89 persen.  Ini menunjukan bahwa memang potensi bisnis ekspor Indonesia cukup  baik
  • Tidak saja ekspor MIgas, untuk sector Non Migasnya sendiri terjadi kenaikan sebesar 9,71 persen dibandingkan bulan Februari 2023 dengan angka US$22,16 miliar. Sehingga tidak saja ekspor migas pada sector non migaspun terjadi kenaikan.
  • Dengan melihat perkembangan dan peningkatan yang ada di tahun 2023 hingga bulan Maret 2023, maka kita bisa mengatakan bahwa secara kumulatif hingga masuk di bulan Maret 2023 angkanya sudah bisa mencapai US$67,20 miliar  untuk produk migas, sementara  untuk non migas juga cukup menarik karena bisa menjadi US$63,19 miliar.
  • Jika melihat dari kondisi yang ada di lapangan, maka peningkatan yang terjadi paling signifikan  untuk produk non migas terjadi pada komoditas bahan bakar mineral  yang  nilainya bisa mencapai angka US$56,8 juta.
  • Berdasarkan negara tujuannya sendiri, kita bisa melihat seperti apa produk Indonesia bisa di terima dengan baik di beberapa negara. Sebut saja misalnya untuk ekspor non migas sendiri hingga Maret 2023 nilai terbesarnya berada di negara Tiongkok sebagai  pembeli utamanya dengan nilai US$5,67 miliar. Kemudian disusul  oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat dengan nilai sebesar US$1,97 miliar, juga di lanjutkan dengan Jepang dengan angka US$ 1,78 miliar. Dan tidak saja ke negara tadi, ke Kawasan Asean pun Indonesia sudah mengirimkan produknya mencapai US$4,09 miliar dan Uni Eropa dengan nilai US$ US$1,53 miliar. Sedangkan untuk asal ekspornya sendiri, Indonesia dengan beragam sumber daya alamnya yang ada di masing -- masing propinsi maka  ekspor Indonesia berdasarkan daerah  periode Januari -- Maret 2023 paling banyak berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$9,19 miliar, Kalimantan Timur US$7,95 miliar  serta  Jawa Timur US$6,31 miliar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun