Bicara ekspor adalah bicara tentang bagaimana seseorang bisa melakukan pengembangan bisnis dengan mengirimkan produknya ke luar negeri. Perspektif bisnis yang di jalankan dengan melibatkan kondisi dua negara inilah yang pada akhirnya masih menjadi salah satu kendala bagi perkembangan bisnis UMKM di IndonesiaÂ
 Â
Minimal ada 3 hal yang bisa kita sampaikan ketika kita bicara soal  ekspor yang terjadi di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini. (1) Kita bisa katakan bahwa di bandingkan perkembangan bisnis yang ada di Indonesia, maka hingga September 2022 kondisi ekspor Indonesia meningkat sebesar 20,28 persen  di bandingkan dengan kondisi  ekspor yang terjadi di tahun  2021  (2) Sedangkan untuk perkembangan bisnis ekspor untuk sector nonmigasnya sendiri, hingga September 2022 nilainya sudah bisa mencapai US$23,48 miliar.Â
Naik di bandingkan dengan kondisi yang ada di September 2021 dengan tingkat kenaikan sebesar 19,26 persen (3) Pada akhirnya  nilai kumulatif ekspor yang ada di Indonesia periode Januari -- September 2022 memberikan peningkatan sebesar 33,49 persen menjadi US$219,35 miliar di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021. Dimana untuk jenis ekspornya sendiri dengan tingkat kenaikan sebesar 33,21 persen maka ekspor nonmigas Indonesia pada Januari -- September 2022 US$207,19 miliar.
Dengan melihat kondisi yang ada di atas, kita bisa katakan bahwa memang saat ini dan beberapa tahun kedepan, peran aktif pelaku bisnis UMKM akan bisa menjadi salah satu penopang atau kunci bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Tetapi  memang kondisi tersebut masih memiliki beberapa kendala yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak.
5 Masalah Yang Masih menjadi Kendala bagi UMKM dalam Menjalankan bisnis.Â
 Dari ke-5 kekurangan atau kendala yang biasanya menjadi kunci kurang berkembangnya pelaku bisnis UMKM. Maka kita bisa bedakan ke-5 jenis masalah yang masih tetap di alami  oleh para pelaku bisnis  UMKM :
- Satu hal yang banyak di keluhkan soal bisnis UMKM adalah masalah permodalan atau permodalan yang mesti di miliki oleh pelaku bisnis UMKM. Â Dengan adanya masalah permodalan tadi maka sudah bisa di pastikan kondisi bisnis UMKM akan sulit untuk bisa mengembangkan diri lebih berkembang.
- Hal lain yang juga menjadi kendala adalah menyangkut kurangnya pengetahuan dan kemampuan dari pelaku bisnis UMKM dalam hal pengembangan bisnis yang mereka lakukan. Dimana masih kurangnya inovasi dan kreativitas yang di lakukan oleh  para pelaku bisnis UMKM menjadi salah satu sebab bisnis  yang di jalankan oleh para UMKM kurang berkembang.
- Hal ketiga yang juga menjadi masalah adalah masih bersifat tradisional dan konvensional model  bisnis atau inovasi yang ada pada produk produk yang mesti mereka kembangkan. Jika modelnya hanya untuk masyarakat Indonesia mungkin hal itu masih bisa di jalankan.
- Hal keempat yang semestinya menjadi  perhatian adalah masalah terkait kemampuan mereka dalam penggunaan konsep pemasaran digital atau masuk dalam industri  digital. Sehingga untuk pelaku bisnis UMKM yang punya kemampuan digital marketinglah yang bisa maju dan berkembang.
- Hal kelima dan juga menjadi salah satu masalah untuk para pelaku  bisnis UMKM adalah masalah pengelolaan masalah pembukuan atau accounting pada bisnis UMKM. Dengan format pelaporannya lancar maka perusahaan sudah bisa jadi UMKM yang berprpfesional
Dari kelima penjelasan dan pendekatan yang bisa di lakukan  untuk 5 masalah diatas  itulah memang harus bisa di carikan solusinya, Kenapa, karena jika tidak yang terjadi adalah bahwa UMKM tidak lagi bisa di sebut  UMKM bukan sebagai solusi bagi Pemerintah dalam mendukung perkembangan bisnis dan ekonomi yang ada di  Indonesia.
3 Â Perspektif Pengembangan Bisnis UMKM dalam kapasitas Bisnis dan Perspektif Ekspor