Meneladani sosok seorang ibu di mata anaknya
Indonesia menetapkan kalau setiap tanggal 22 Desember ialah hari ibu. Pemerintah Indonesia secara resmi melalui Dekrit Presiden No.316 Tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu. Penetapan hari ibu tidak muncul beberapa tahun silam tetapi sejak presiden Soekarno sudah ada hari ibu. Alasan besar mengapa digunakan sebagai hari ibu, karena salah satunya sebagai bentuk mengenang perjuangan dan semangat seorang perempuan dalam meningkatkan kualitas bangsa ini.Â
Peringatan hari ibu di Indonesia lebih tertuju pada pemberian sebuah ungkapan rasa sayang dan terimakasih kepada para ibu atas dedikasi maupun kesabaran dalam mendidik anaknya hingga menjadi orang sukses. Berbagai cara telah dilakukan untuk membahagiakan para ibu dengan memberikan sedikit kado istimewa, sesuatu pesta kejutan dan lomba memasak bahkan lomba berkebaya. Meski banyak cara yang bisa dilakukan, tetapi perjuangan gigih beliau semua tidak bisa diganti dengan material saja.Â
Berbicara mengenai sosok seorang ibu, satu hal yang terbesit dalam pikiran mengenai kerja keras yang telah dilakukan demi membuat anaknya senang dan bahagia. Meski beliau sudah tiada tetapi peninggalan selama hidupnya akan terus dikenang oleh anak-anaknya. Seorang ibu memiliki hati yang bersih dalam memberikan perlakuan kepada anaknya. Selama ini, penulis merasakan betapa pentingnya seorang ibu di mata anaknya dan keluarga.
Segala aktivitas tiap harinya, seorang ibu selalu mengupayakan yang terbaik agar keluarga dan anaknya bahagia. Contoh, semua ibu pasti ketika anaknya belum bangun, maka orang yang pertama bangun ialah seorang ibu. Seorang ibu bangun lebih awal dan membangunkan anaknya untuk menyiapkan kebutuhan sebelum berangkat ke sekolah. Bukan sekedar menyiapkan anaknya tetapi juga suami. Masak di pagi hari telah dilakukan oleh seorang ibu di berbagai belahan dunia supaya suami dan anaknya sebelum berangkat aktivitas makan terlebih dahulu agar memiliki energi penuh saat beraktivitas.
Ada suatu perkataan " Anak laki-laki pasti dekat dengan ibunya, sedangkan anak perempuan dekat dengan ayahnya". Kata tersebut pasti sering mendengarnya dan memang ada benarnya. Tidak salah jika ada yang mengatakan semacam itu. Penulis merasakan sendiri ketika berhadapan dengan ibunya. Hubungan hati antara ibu dan anaknya selalu ada. Apabila anaknya mengalami gangguan pasti bagi seorang ibu memiliki firasat tidak baik. Beliau akan menanyakan kemana saja baik melalui teman dekat nya ketika sekolah ataupun gurunya.
Peristiwa yang pernah dialami oleh penulis ketika waktu Madrasah Aliyah (MA). Pada saat itu, penulis setelah pulang dari sekolah ke rumah teman. Namun, berhubung belum mempunyai HP sehingga bingung menghubungi ibunya. Suatu ketika sebelum menjelang magrib, penulis diajak oleh teman sekolah untuk pergi ke rumah teman sekelas yang agak jauh dari tempat sekolah. Waktu sudah menjelang Maghrib tetapi bagi penulis menerima ajakan dari teman ketika mau diajak. Pada saat berada teman sekolah yang rumahnya jauh kondisi sudah larut malam tetapi belum bilang ke ibunya. Sebagai seorang ibu, pasti khawatir ketika anaknya biasanya pulang sekolah sore hari tetapi sudah malam hari belum pulang. Beliau bertanya kepada guru dan teman penulis. Namun, tidak satupun mengetahuinya. Akhirnya, didalam kondisi yang sama dengan teman. Ada telepon masuk ke HP temen. Ternyata ketika diangkat, penulis mengetahui suara yang ada di telepon tersebut. Langsung mengambil dan berbicara kepada ibunya kalau kondisi nya berada di rumah teman dan bilang kalau mau pulang. Setelah di telpon, bergegas untuk pulang agar ibunya tidak khawatir. Meskipun peristiwa tersebut tidak untuk ditiru melainkan dijadikan pengalaman. Dimanapun anda berada ketika belum pamitan, maka segeralah berpamitan agar tidak ada yang khawatir yang di rumah.
Rumah akan terlihat sepi, jika sosok ibu sudah tidak ada di rumah. Segala aktivitas nya tidak akan bisa digantikan oleh ayah meskipun bisa masak sekalipun tetapi jiwa-jiwanya tidak akan tergantikan. Maka dari itu, penulis mengajak semua nya untuk menghormati atau menghargai ibu ketika masih ada. Jika pun sudah tidak ada, maka kewajiban sebagai anak harus mendoakannya agar ditempat sana beliau bahagia dan tidak sedih. Manfaatkan waktumu sebaik-baiknya bersama keluarga terutama bersama ibu. Selagi masih ada sayangi, peluk dan cium keningnya serta tangannya. Jika, sudah tiada maka anda bisa melakukan semua itu hanya doa yang bisa dipanjatkan untuknya. Bahagiakan ibu mu dengan akhlak baikmu agar ibumu senang melihatnya bahwa perjuangan selama ini tidak akan sia-sia.
Selamat hari ibu. Ibu luar biasa Dimata anak-anaknya dan tidak akan tergantikan selamanya.
Tulungagung, 22 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H