Keutamaan Sikap Qonaah Bagi Orang Menuntut Ilmu.Â
Qana'ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Orang yang memiliki sifat qana'ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada didirinya adalah kehendak Allah SWT. Kesempatan pagi ini perihal memberikan welas asih pada orang dan menasehatinya. Orang yang memiliki ilmu harus punya sifat welas asih pada orang lain. Welas disini berupa memberikan sesuatu dengan sepenuhnya dan semampunya tanpa mengharap apapun dari yang diberi. Apabila orang tidak punya sifat tersebut maka terbesit rasa iri dalam hati. Alasan yang mendasari mengapa orang menuntut ilmu harus dilandasi sifat Qona'ah? Karena setiap masing-masing insan jika ketika proses menuntut ilmu tidak didasarkan sifat tersebut bisa jadi keluar dari tujuan yang diharapkan penuntut ilmu.Â
Merasa senang ketika memberikan sedikit ilmu yang diperoleh kepada orang lain termasuk sifat dari Qona'ah. Misalnya, ketika anda memiliki teman sejawat sukses, didalam diri anda terbesit rasa senang bukan ranah sifat iri menunjukkan bahwa anda tergolong sifat Qona'ah atau welas asih. Jadi, menganggap diri sendiri lebih hina atau buruk ketimbang melihat orang lain.Â
Dari guru kita syekh Islam Burhanuddin berkata sesungguhnya orang yang memiliki ilmu dan jika ilmu tersebut diamalkan, maka beliau mengatakan mampu menjadi alim. Ketika mengajarkan sebuah Al Qur'an pada orang lain, maka murid yang kita ajarkan Al Qur'an mendoakan gurunya sehingga barokah dari mengajar Al Qur'an menjadikan anaknya guru menjadi alim. Orang kalau pingin alim harus mempunyai kemauan.Â
Salah satu cara agar kita maupun anak kita menjadi alim yaitu mengajar Al Qur'an ke yang lain. Hal tersebut telah dikatakan oleh Syekh Burhanuddin kalau menjadi guru ngaji Al Qur'an banyak barokahnya. Setiap anak yang di kenalkan guru melalui Al Qur'an pasti anak tersebut mendoakan gurunya. Beberapa kejadian seringkali melihat dan menyaksikan sendiri betapa pentingnya guru ngaji Al Qur'an yang berada di TPQ secara tekun dan telaten mendidik agar bisa ahli Al Qur'an.Â
Perlu menjadi pembelajaran berarti bagi kita ketika mau mengajarkan sesuatu pada orang baik berupa ajaran agama maupun tidak harus didasari rasa welas. Ada pesan yang disampaikan oleh Mahrus Ali Lirboyo mengatakan bahwa ilmu yang telah didapat harus diajarkan ke orang lain. Mengajar itu penting agar nantinya dapat barokah mengajar.Â
Syekh Burhanuddin ialah ahli Fiqih dan pintar dalam segala hal. Suatu saat beliau ditanyai oleh anaknya. Sampai sibuknya waktunya untuk mengajar orang lain, anaknya sendiri tidak terurus. Beliau mengatakan bahwa waktu yang sekiranya senggang ditengah sibuknya mengajar pada orang lain ialah waktu pagi hari.Â
Namun, anaknya merasa malas belajar ketika waktu tersebut. Akhirnya, anaknya syekh Burhanuddin tanya kepada bapaknya, mengapa bapak sibuk mengajari orang lain sesuatu sementara anaknya jarang dibelajari. Dari pertanyaan yang diberikan oleh anaknya. Syekh Burhanuddin menjawabnya karena saya mendapatkan amanah dari beberapa orang dan semua orang meminta kepada saya untuk dibelajari. Beliau sebagai orang yang ahli ilmu pastinya mengabulkan para orang dari penjuru dunia yang mengikutinya.Â
Barokah ilmu akan dirasakan setelah keluar dari tempat belajar menimba ilmu. Dikatakan barokah apabila sedikit tetapi mampu menyebarkan sesuatu hal yang baik. Sebaliknya, memiliki ilmu banyak justru menjadi penghambat untuk melaksanakan kebaikan. Oleh karena itu, sedikit tetapi berkah jauh lebih utama dari banyak tetapi tidak berkah. Semoga sedikit dapat memberikan manfaat bagi pembaca.Â
Tulungagung, 21 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H