Diantara Penyakit Hati : Merasa Dirinya Paling Benar
Pentingnya meneladani sikap seseorang dengan sikap rendah hati. Menyalin bentuk sikap jika dilakukan memberikan dampak negatif. Dalam kitab Ta'lim Muta'alim juga dijelaskan bahwa sebagai orang yang sedang menuntut ilmu tidak boleh menyalahkan orang dan tidak menganggap dirinya paling benar. Mengapa hal ini harus benar-benar dipegang oleh orang menuntut ilmu ? Salah satu alasannya, karena jika dalam diri seorang penuntut ilmu ada secuil prasangka dirinya paling benar maka dapat meracuni hatinya sehingga terdorong ke sikap tercela. Antar lain, sombong dan riya' atau pamer. Beberapa sikap diatas sebisa mungkin untuk dijauhi karena mudharat nya lebih banyak ketimbang manfaat yang diberikan.
Sesuatu hal yang wajib dijaga oleh penuntut ilmu ialah tidak boleh memusuhi orang lain dan tidak terlalu mengurusi orang lain dengan cara membuat candaan yang tidak ada titik akhirnya. Mengapa semua itu harus dijaga oleh penuntut ilmu, karena waktu yang digunakan semacam itu membuat waktu untuk menuntut ilmu akan terganggu sehingga waktu yang dipakai terbuang sia-sia. Jauhi sikap tersebut agar menjadi orang yang pandai dan cerdas memanfaatkan waktu bukan menyia-nyiakan-Nya.
Orang penuntut ilmu ketika dirinya dihina atau dicaci maki oleh orang lain sepatutnya tidak perlu membalasnya dengan hinaan atau saling menyalahkan pula. Cukup diam dan didengarkan. Ada suatu perkataan dari para ulama bahwa orang bagus maka akan diberikan balasan bagus pula, sebaliknya orang melakukan kejelekan maka akan diberikan balasan sepadan. Oleh sebab itu, jika ada orang yang menyalahkan diri kita, sikapi dengan sewarjanya jangan membalas dengan berbagai macam cara. Kembalikan kepada sang pencipta terkait apa yang bagus untuk diri kita. Kejadian semacam itu karena adanya hukum kausalitas. Adanya sebab pasti ada akibatnya. Jika kita melakukan hal yang baik maka akan memperoleh hal baik pula.
Dari syekh imam Zuhdi mengatakan bahwa tinggalkan seseorang tidak bisa membalasnya, sebenarnya orang yang membuat aniaya pada dirinya sendiri. Orang penuntut ilmu terkadang diremehkan oleh orang lain. Misalnya, dari keluarga kurang mampu kemudian tetangga sebelah mengatakan mengapa kuliah sementara kehidupan masih kekurangan. Kejadian yang sering terjadi di masyarakat. Akan tetapi, Yusuf Hamdani menyarankan kepada orang penuntut ilmu, jika ada orang seperti itu. Maka balaslah dengan kecerdasan yang kita miliki bukan menghinanya. Dengan tambahnya suatu ilmu akan membuat orang yang tidak menyukai kita sulit untuk mengambil celahnya karena tertutupi dengan intelektual yang kita miliki. Jangan merasa semua orang sejajar. Pandanglah sesuatu dari segi intelektualitas nya daripada mencelahnya secara langsung. Kekosongan bagi penuntut ilmu tidak boleh dilakukan dan harus diisi dengan kegiatan positif. Penuntut ilmu harus berpayah-payah dan tidak boleh santai bahkan orang yang sedang menuntut ilmu membiarkan waktunya kosong dengan hal yang tidak memberikan manfaat. Semoga sedikit dapat bermanfaat.
Tulungagung, 17 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H