Mohon tunggu...
Achmad Ilyas
Achmad Ilyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilyas

Jakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Konflik, Jenis-Jenis, Penyebab, dan Dampak Dalam Masyarakat

10 Juli 2021   22:20 Diperbarui: 10 Juli 2021   23:15 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik bersifat universal. Itu terjadi di semua waktu dan tempat. Tidak pernah ada masyarakat di mana beberapa individu atau kelompok tidak terlibat konflik. Menurut Malthus, berkurangnya pasokan sarana penghidupan merupakan penyebab konflik. Menurut Darwin, prinsip perjuangan untuk eksistensi dan bertahan hidup adalah penyebab utama konflik.

Menurut Freud dan beberapa psikolog lain, naluri bawaan untuk agresi dalam diri manusia adalah penyebab utama konflik. Jadi, berbagai penyebab telah disebutkan yang mengarah pada konflik.

Ini muncul terutama dari benturan kepentingan dalam kelompok dan masyarakat dan antara kelompok dan masyarakat. Konflik juga terjadi sebagai akibat perbedaan antara laju perubahan norma moral suatu masyarakat dan keinginan, harapan, ketidakpuasan, dan tuntutan.

Norma moral bahwa anak-anak harus mematuhi orang tua mereka telah bertahan di negara kita sejak jaman dahulu tetapi sekarang generasi muda ingin berjalan dengan caranya sendiri. Akibatnya, ada lebih banyak orang tua, konflik pemuda daripada sebelumnya. Kadang-kadang norma moral begitu luas cakupannya sehingga pihak yang berkonflik sering kali dapat mengklaim norma serupa untuk membenarkan tuntutan mereka yang terpisah.

Misalnya, karyawan akan membenarkan pemogokan mereka atas permohonan upah tinggi di era inflasi, sedangkan manajemen akan membenarkan pendiriannya untuk mengurangi mereka dengan mengedepankan alasan defisit di era persaingan.

Secara singkat disebutkan penyebab konflik dilansir dari sociology discussion adalah:

  • Perbedaan Individu:

Tidak ada dua orang yang memiliki sifat, sikap, cita-cita, dan minat yang sama. Karena perbedaan-perbedaan ini mereka gagal mengakomodasi diri mereka sendiri yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka.

  • Perbedaan Budaya:

Budaya adalah cara hidup suatu kelompok. Budaya suatu kelompok berbeda dengan budaya kelompok lain. Perbedaan budaya antar kelompok terkadang menimbulkan ketegangan dan konflik. Perbedaan agama terkadang menyebabkan perang dan penganiayaan dalam sejarah. India dipartisi atas nama perbedaan agama.

  • Benturan Kepentingan:

Kepentingan orang atau kelompok yang berbeda terkadang bentrok. Dengan demikian kepentingan buruh bentrok dengan kepentingan pengusaha yang berujung pada konflik di antara mereka.

  • Perubahan Sosial:

Perubahan sosial menjadi penyebab konflik ketika sebagian masyarakat melakukan net change seiring dengan perubahan di bagian lain. Perubahan sosial menyebabkan kelambanan budaya yang berujung pada konflik. Konflik orang tua-remaja adalah hasil dari perubahan sosial. Singkatnya, konflik adalah ekspresi ketidakseimbangan sosial.



Dampak Konflik dalam Masyarakat

Seperti dinyatakan para ahli sosiologi (Parsons, Jorgensen dan Hernandez) bahwa konflik sosial memiliki manfaat bagi masyarakat, yaitu sebagai berikut:

  • Konflik dapat meningkatkan kohesivitas dan solidaritas anggota kelompok
  • Memunculkan isu-isu, harapan-harapan yang terpendam yang dapat menjadi katalisator perubahan sosial.
  • Memperjelas norma dan tujuan kelompok
  • Munculnya pribadi-pribadi atau mental-mental masyarakat yang tahan uji dalam menghadapi segala tantangan dan permasalahan yang dihadapi, sehingga lebih bisa mendewasakan masyarakat.

Namun demikian, konflik juga bisa bersifat destruktif terhadap keutuhan kelompok dan integrasi sosial dalam skala yang lebih luas, misalnya mengakibatkan situasi “ketidakdamaian” sosial.

Dampak negatif dari konflik sosial bagi masyarakat, di antaranya adalah:

  • Retaknya persatuan kelompok, hal ini terjadi bilamana terjadi pertentangan angota-anggota dalam satu kelompok.
  • Perubahan kepribadian individu, pertentangan di dalam kelompok atau antar kelompok dapat menyebabkan individu-individu tertentu merasa tertekan sehingga mentalnya tersiksa.
  • Dominasi pihak yang lebih kuat dan takluknya pihak yang lemah, sehingga dapat menimbulkan kekuasaan yang otoriter (dalam politik) atau monopoli (dalam ekonomi).
  • Banyaknya kerugian baik harta benda, jiwa, dan mental bangsa, yang menjurus pada ketidakteraturan tatanan sosial.

Disusun oleh kelompok 3 :
Achmad Ilyas (191011202346)
Mulia Cahyantika (191011200408)
Muhammad Zidane Rifai (191011200422)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun