Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Penelusuran Berdarah di Hutan Donomulyo

30 Oktober 2023   18:31 Diperbarui: 30 Oktober 2023   18:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

24

Ternyata tidak mudah dan butuh usaha keras bagi Ricky untuk bisa membuka pintu kayu tua yang ada di hadapannya. Setelah akhirnya pintu kayu tua itu berhasil terbuka, nampaklah sebuah ruangan gelap gulita yang telah menarik perhatian dan juga minat Ricky. Dengan satu tarikan napas panjang untuk meredakan ketegangan yang semakin lama semakin meningkat, Ricky dengan sangat hati-hati mulai melangkah masuk untuk dapat melihat apa yang sebenarnya tersimpan di dalam ruangan ini. Dengan bantuan cahaya lampu senter yang terpasang di atas kepalanya, akhirnya nampaklah apa yang ada di dalam ruangan ini. Dan alangkah terkejutnya Ricky saat mengetahui bahwa ruangan yang saat ini ia masuki sepertinya pernah digunakan oleh seseorang belum lama ini. Ricky seakan tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya, bagaimana mungkin di tempat yang terpencil dan berada di tengah hutan belantara ada orang yang tinggal di rumah yang sudah tua dan rusak di sana-sini. Bagi Ricky ini sungguh sangat janggal dan tidak masuk akal. Ricky dengan hati-hati mengarahkan lampu senter yang terpasang di atas kepalanya. Dari cahaya lampu senter yang menyorot itulah Ricky mendapati ada sebuah meja kayu persegi dengan beberapa kursi yang ditata dengan rapi tepat berada di tengah ruangan, sedangkan di ujung ruangan yang berlawanan dari tempat Ricky berdiri terdapat deretan buku-buku kuno bersampul kulit yang sepertinya sudah sangat tua dan berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan di sebelah kanan dari tempat Ricky berdiri terlihat ada beberapa kepala hewan yang sepertinya sudah diawetkan dan terpasang di dinding, kemudian di sebelah kirinya terdapat gambar-gambar aneh yang sengaja digambar di dinding yang mampu membuat bulu kuduk meremang. Ricky berjalan perlahan untuk melihat lebih jelas gambar-gambar aneh yang ia temukan. Dengan seksama Ricky memerhatikan gambar di dinding yang sepertinya menggambarkan sebuah sosok dengan wajah yang sangat menyeramkan serta di kanan-kirinya dikelilingi oleh beberapa orang dengan mengenakan pakaian serba hitam. Dan di gambar berikutnya, terlihat ada sebuah meja dari batu yang di atasnya berdiri sebuah patung hitam yang tepat menatap ke meja batu yang berada di bawahnya. Ricky hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak ada satu pun dari gambar-gambar itu yang berhasil ia pahami maknanya.  Ricky terus melangkah perlahan untuk melihat lebih jelas ruangan apa yang sebenarnya sedang ia masuki saat ini, dan terbesit  sebuah pertanyaan di dalam kepalanya "Siapakah orang yang tinggal di tempat seperti ini? Dan apa makna dari gambar-gambar yang baru saja ia lihat yang tergambar di dinding?"

~~~

Saat Ricky sedang sibuk memeriksa isi ruangan yang baru saja ia masuki. Andre yang sejak awal menolak untuk ikut masuk bersama Ricky ke dalam ruangan yang menurutnya misterius itu, mulai berjalan perlahan memeriksa bagian lain dari rumah tua terbengkalai ini untuk mengusir kebosanan serta rasa takut yang semakin lama semakin menekan perasaannya. Dengan bantuan lampu senter yang terpasang di atas kepalanya, Andre berjalan perlahan menuju ke sebuah ruangan lain yang berada tepat di samping ruangan tempat Ricky melakukan penelusuran. Andre melihat dan menduga jika ruangan ini dulunya pernah digunakan sebagai dapur saat rumah ini masih digunakan entah oleh siapa. Namun sekarang, ruangan ini kondisinya sangat-sangat memprihatinkan, itu terlihat dengan banyaknya sampah dan kotoran yang menumpuk di sana-sini serta tidak pernah terjamah oleh orang dalam waktu yang lama. Di sini Andre berhenti sejenak sambil melihat-lihat keadaan yang hanya ada sebaris cahaya putih dari lampu senter dan selebihnya, ruangan ini diliputi dengan kegelapan pekat. Dalam kesunyian dan keheningan hutan belatantara Donomulyo, tanpa sengaja telinga Andre seperti samar-samar seperti mendengar suara langkah kaki orang yang sedang berjalan perlahan di dalam bangunan rumah tua terbengkalai tempat Ricky dan Andre tengah berada di dalamnya.

   Untuk mengusir rasa takut yang menghimpit perasaanya serta membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, Andre segera berkata dengan suara keras agar didengar oleh Ricky.

   "Ricky apakah itu suara langkah kaki kamu?" Suara Andre menggema di dalam kesunyian bangunan rumah tua terbengkalai. Namun, tidak ada jawaban dari Ricky dan hanya ada keheningan yang semakin membuat Andre gusar.

   "Ricky! Bukan saatnya untuk bermain-main di tempat seperti ini dan sungguh ini semua tidak lucu," ujar Andre kali ini dengan suara sedikit bergetar karena lidahnya mulai terasa keluh dan tenggorokannya seakan sulit untuk mengeluarkan suara.

   Jawaban yang dinanti Andre ternyata tak kunjung tiba, hanya ada keheningan serta kegelapan pekat di salah satu ruangan dari bangunan rumah tua terbengkalai. Karena didorong oleh rasa takut yang menghimpit perasaanya, Andre memutuskan untuk segera kembali ke tempat di mana ia terakhir kali melihat Ricky masuk ke dalam sebuah ruangan yang menurutnya misterius. Ketika Andre akhirnya kembali ke tempat di mana ia sebelumnya sempat berselisih pendapat dengan Ricky, ternyata semuanya masih tetap sama tidak ada yang berubah. ketika Andre sedang berdiri sambil memandangi pintu yang masih terbuka, tiba-tiba dari arah belakang dan tanpa Andre sadari, sesosok bayangan hitam berjalan mendekat ke arahnya dan langsung memukul bagian belakang kepala Andre dengan keras hingga terdengar suara tulang yang retak.  Andre hanya sempat merasakan benturan keras di bagian belakang kepalanya dari sesuatu yang keras dan dingin, yang segera diikuti oleh rasa sakit yang belum pernah Andre rasakan sebelumnya. Saat itu juga Andre merasakan lantai yang ia pijak mulai hilang satu per satu dan terjatuh ke dalam sebuah lubang yang sangat gelap tanpa mengetahui apa yang menanti di bawah sana. Andre merasakan kesadarannya perlahan mulai meninggalkan tubuhnya dan segera diganti dengan kegelapan yang merayap bagaikan ular dari bawah kakinya menuju ke bagian atas tubuhnya hingga pada akhirnya kegelapan itu menyelimuti Andre yang sudah tak sadarkan diri.

&&&

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun