Pada Kamis 09 Januari 2024,Sekitar pukul 18.00 WIB terjadi bunuh diri seorang yang berinisial "A" ditemukan tewas di sebuah kontrakan yang berada di Lingkungan Pasapen RT 7 RW 5,"A" ditemukan tewas gantung diri.
Kejadian ini diketahui oleh putri nya yang masih sekolah dan ketika putri nya hendak pulang sekolah melihat bapak nya yang sudah tewas gantung diri,lalu menghubungi temannya unutk meminta bantuan.Kemudian kejadian ini telah di informasikan ke warga dan juga RT setempat.
Selang beberapa saat kemudian informasi itu tersampaikan ke pihak keluharan ,tim medis, dan juga kepolisian yang bergegas ke tempat kejadian tersebut.Kapolres menyatakan bahwa peristiwa kejadian tersebut murni bunuh diri.
Diduga menurut putri nya,bahwa "A" sering merasakan sakit kepala yang cukup hebat dan juga sering meminum obat pereda yang sering dan berlebihan yang mengakibatkan "A" merasa cape dan juga faktor ekonomi yang dialami nya.Dan menurut keterangan,bahwa "A" juga telah pisah ranjang dengan istriya,dan yang sekarang tinggal di purwawinangun.
Kejadian tersebut dapat menjadi pengingat bahwa kondisi mental dapat menimbulkan hal-hal yang negatif yang hingga bisa terjadi bunuh diri.
Pada sebelumnya kontrakan yang ditempati "A" tidak ada yang mengetahui bahwa dia menempatinya.Kontrakan itu sebelumnya dikontrakan ke penjual kue di Siliwangi oleh Wawan.Yang disangka rumah tersebut kosong,namun ternyata ada penghuninya yaitu "A".
Menurut keterangan ketua RT setempat bahwa "A" telah menempati kontrakan itu sudah dua bulan lamanya tanpa melapor kepada RT.
Bunuh diri adalah isu kompleks yang melibatkan berbagai faktor psikologis, sosial, dan ekonomi, serta sering kali dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Dalam perspektif kritis,Â
penting untuk memahami bahwa bunuh diri bukan sekadar keputusan individu, tetapi juga refleksi dari tekanan sosial dan kurangnya dukungan yang memadai. Stigma yang melekat pada kesehatan mental sering kali menghambat seseorang untuk mencari bantuan, sehingga upaya pencegahan harus berfokus pada edukasi, dukungan sosial,Â
serta akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan mental. Masyarakat perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang empatik dan terbuka, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung dalam menghadapi tantangan hidupnya.
