Mohon tunggu...
Achmad Adzimil Burhan
Achmad Adzimil Burhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri, Pelajar, Penulis

Seorang santri dan pelajar. Penghafal Al Qur'an. Suka menulis berbagai topik termasuk self improvement, pendidikan, filsafat, psikologi, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Teknik Menghafal Masih Relevan Diterapkan di Zaman Sekarang?

5 Februari 2024   10:25 Diperbarui: 5 Februari 2024   10:59 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi sebagian orang ketika mempelajari sesuatu, menghafal mungkin menjadi salah satu momok menakutkan yang biasanya akan dihindari. Biasanya hal ini dikarenakan mereka berpikir menghafal itu sulit. Tapi benarkah demikian? Dan apakah teknik pembelajaran dengan menghafal masih relevan dan bisa digunakan dalam pembelajaran zaman sekarang?

Menghafal adalah satu teknik dalam belajar yang bertujuan untuk menyimpan suatu informasi ke dalam ingatan melalui serangkaian cara atau proses. Informasi yang disimpan ke dalam ingatan salah satunya adalah bertujuan agar pemahaman dalam suatu pembelajaran bisa lebih mudah dipahami karena informasi yang akan dipelajari sudah tersimpan dalam ingatan. Selain itu, agar informasi tidak selalu disimpan dalam bentuk literatur-literatur atau lebih tepatnya dalam bentuk tulisan. 

Terkadang juga, dalam suatu wilayah, menghafal adalah suatu kebiasaan yang secara alami terbentuk dalam masyarakat karena adanya keaadaan yang menuntut itu yang telah berlangsung dalam waktu lama. 

Sebagai contoh adalah ketika masa Pra Islam di wilayah Jazirah Arab, kebiasaan menghafal syair-syair indah yang biasa dilantunkan para penyair di pasar-pasar. Ketika itu, budaya tulis menulis masih sangat jarang, ditambah jumlah orang-orang yang bisa membaca dan menulis masih sangat sedikit dan terbatas. Maka ketika orang-orang mendengar syair-syair yang indah mereka mulai menghafalkannya, bahkan hafalannya pun terbilang kuat.

Sementara pada zaman sekarang, angka melek huruf yang berarti juga budaya membaca dan tulis menulis sudah sangat tinggi. Maka penyimpanan informasi-informasi dalam bentuk literatur yang bisa disimpan sangatlah banyak terjadi. Maka disinilah, sebagian orang mulai memikirkan dan bertanya kembali, apakah teknik menghafal masih relevan dipakai di zaman sekarang.

Pertanyaan itu bisa dijawab dari dua sisi. Sisi yang pertama, jika dilihat dari sudut pandang 'situasi' atau 'keadaan' di zaman dahulu, maka menghafal yang bertujuan menyimpan suatu informasi adalah jawaban yang paling memungkinkan. Karena bagaimanapun juga, di samping masih terbatasnya angka melek huruf dan media tulis, menghafal secara umum bisa dilakukan oleh semua orang. 

Sisi yang kedua yakni, jika dilihat dari sudut pandang 'situasi' atau 'kondisi' zaman sekarang, maka sekilas, memang benar bahwa menghafal tidak lagi relevan diterapkan dalam suatu pembelajaran. Karena angka melek huruf dan media tulis yang sangat banyak sehingga budaya tulis menulis pun sudah dianggap suatu kebiasaan sehari-hari yang pasti dilakukan orang zaman sekarang.

Dari dua sudut pandang, maka akan ditemukan semacam kontradiksi. Maka jawaban yang paling tepat adalah dengan menengahkan keduanya. Atau akan lebih tepat jika disebut dengan 'menggabungkan' keduanya dalam suatu pembelajaran.

Menghafal yang bertujuan untuk menyimpan ionformasi dalam ingatan yang kemudian akan digunakan untuk suatu pembelajaran, maka bisa digunakan sebagai langkah awal. 

Jadi misalnya, ketika akan mempelajari suatu informasi, langkah awal yang bisa coba dilakukan adalah dengan menghafalkannya, terlepas apakah seseorang itu belum memahami atau sudah sedikit memahami informasi tersebut. 

Langkah berikutnya adalah dengan mendalami dan mempelajari informasi tersebut dengan bermodalkan hafalannya, ntah dengan mempelajarinya sendiri ataupun  bersama orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun