Mohon tunggu...
Achmad Abdussaalam
Achmad Abdussaalam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain catur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Argumentasi Kritis - Ki Hadjar Dewantara dan Transformasi Pendidikan Nasional

13 Februari 2024   09:35 Diperbarui: 13 Februari 2024   09:38 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau biasa kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara merupakan sosok yang sangat berpengaruh terhadap transformasi pendidikan di Indonesia. Beliau mendapatkan julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional bukan tanpa sebab, beliau mendapatkan julukan tersebut karena kontribusinya yang sangat besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Bahkan pemikiran-pemikirannya  puluhan tahun yang lalu masih terus berkontribusi hingga sekarang.

Salah satu kontribusi besar Ki Hadjar Dewantara di dunia pendidikan Indonesia adalah mendirikan taman siswa. Sebelum berdirinya taman siswa sekolah hanya diperuntukkan bagi calon pegawai dimana anak-anak diajarkan membaca, menulis dan berhitung seperlunya saja dengan tujuan membantu kepentingan pemerintah Belanda saja. Barulah pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta melalui perjuangan panjang Ki Hadjar Dewantara taman siswa didirikan dengan tujuan agar bangsa dan anak-anak Indonesia serta rakyat dapat terbebas dari kebodohan dan menemukan kemerdekaannya sendiri. Berdirinya taman siswa ini menjadi  gerbang menuju kemerdekaan baik aspek pendidikan maupun aspek kebudayaan sebagai pagar atau pondasi utama untuk menjaga pembangunan pendidikan di Indonesia.

Berkaitan dengan transformasi pendidikan, terdapat relevansi yang kuat antara transformasi pendidikan Indonesia dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara tentang perubahan yaitu tiga kerangka perubahan. Kerangka perubahan yang pertama adalah kodrat keadaan. Maksudnya dalam melakukan perubahan kita harus melihat keadaan yang sedang berlangsung. Kodrat keadaan terbagi menjadi dua yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan alam tempat dimana masyarakat berada sebagaiamana digambarkan oleh Ki Hadjar Dewantara dimana jika alamnya di daerah pertanian maka perlakuannya berbeda dengan daerah pegunungan atau daerah dengan dua musim tentu akan berbeda perlakuannya dengan daerah empat musim dan seterusnya. Selanjutnya adalah kodrat zaman dimana berkaitan dengan waktu atau masa. Contohnya walaupun kodrat alamnya sama seperti daerah Bandung atau Jakarta tentu keadaan yang dihadapi akan berbeda dari waktu ke waktu. Misalnya Jakarta tahun 1950 berbeda dengan Jakarta tahun 2020 lalu akan berbeda pula dengan Jakarta tahun 2050 dan seterusnya, masing-masing zaman memiliki keunikan dan tantangannya sendiri.

Kerangka perubahan yang kedua adalah prinsip perubahan dalam hal ini yaitu Azas Trikon meliputi kontinuitas, konvergensi, dan konsentris. Kontinuitas dimaksudkan kita harus melakukan dialog kritis dengan sejarah, dalam bergerak ke depan kita tidak boleh melupakan akar nilai budaya yang hakiki dari masyarakat. Konvergensi dimaksudkan perubahan yang kita lakukan harus memanusiakan dan memperkuat nilai kemanusiaan. Konsentris dimaksudkan pendidikan harus menghargai keragaman dan memerdekakan pembelajar karena tentunya masing-masing memiliki keunikannya sendiri dan kita harus membiarkannya tetap seperti itu.

Kerangka perubahan yang ketiga berupa apa yang diubah yaitu dalam hal ini budi pekerti. Budi pekerti terdiri dari dua kata yaitu "Budi" dan "Pekerti". Menurut Ki Hadjar Dewantara Budi mengandung tiga komponen yaitu cipta (pikiran), rasa (perasaan), dan karsa (kemauan) sedangkan pekerti berarti tenaga atau raga. Menurut filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara pendidikan haruslah holistik dan seimbang meliputi olah cipta yaitu menajamkan pikiran, olah rasa yaitu mengolah rasa, olah karsa yaitu menguatkan kemauan, dan olah raga yaitu menyehatkan jasmani. Apabila pendidikan dapat kita lakukan secara seimbang maka menurut Ki Hadjar Dewantara maka akan terjadi kesempurnaan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan.

Referensi:

Pendidikan Guru Penggerak. (2020, Agustus 21). Pendidikan Zaman Kolonial [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=M90E2vT7zF4

KS PS dan Tendik Kemdikbudristek. (2021, April 9). Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=qgsbRba78GE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun