Mohon tunggu...
Ach Jazilul Qutbi
Ach Jazilul Qutbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Ach. Jazilul Qutbi saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Airlangga jurusan Teknik Robotika dan Kecerdasan buatan. Saya merupakan pengagum Sejarah baik itu sejarah dunia maupun sejarah indonesia. selain itu saya juga menyukai segala hal tentang teknologi lebih-lebih di bidang robotik dan AI. sebelumnya, saya juga pernah menempuh pendidikan di pondok pesantren selam dua tahun dan itu menjadi modal saya saat ini untuk menata hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Deteksi Stroke Lebih Cepat dengan Cortiscan, Ini Dia Karya Mahasiswa UNAIR Melalui Program PKM KC 2024!

5 Agustus 2024   16:27 Diperbarui: 5 Agustus 2024   16:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama tim Cortiscan dengan Dosen Pembimbing/dokpri

Stroke menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia yang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2018). Permasalahan tersebut merupakan tantangan kesehatan yang perlu upaya pencegahan serta deteksi sejak dini. Menjawab hal ini, lima mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) mencetuskan ide berupa CORTISCAN, sebuah alat deteksi dini stroke dengan biomarker cortisol.

Lima mahasiswa tersebut tergabung dalam tim yang terdiri dari Melia Anggraeni (Kimia 2021), Amalia Dwi Berliyanti (Kimia 2021), Tsabita Arinal Haq (Fisika 2021), Muhammad Dzulkifli Amar Kaafi Ar Rochim (Biologi 2021), dan Ach Jazilul Qutbi (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan 2021). Tim tersebut  berhasil meraih pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2024.

Melia selaku ketua tim menceritakan bahwa ide yang diusung berasal dari riset sebelumnya yang menyatakan bahwa kortisol merupakan hormon stres dalam tubuh yang menjadi salah satu biomarker pendeteksi stroke. Selama ini deteksi dini stroke membutuhkan waktu yang lama, biaya mahal, dan terbatas. Sehingga perlu adanya solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Lebih lanjut, Melia juga menjelaskan bahwa CORTISCAN dapat mendeteksi dini kadar kortisol secara otomatis dan noninvasif, dengan menggunakan sampel saliva. CORTISCAN dirancang menggunakan sensor fotometri berbasis nanopartikel tembaga dengan AHMT sebagai stabilisator (CuNp-AHMT). Melalui CORTISCAN, orang dengan kadar kortisol yang tidak normal dapat lebih waspada terhadap kemungkinan serangan stroke.

"CORTISCAN tentunya dapat menjadi solusi untuk mendeteksi dini stroke secara mudah dan cepat karena alat ini portable serta dapat dipantau secara realtime melalui web monitoring," jelas Melia.

Gambar prototipe cortiscan/dokpri
Gambar prototipe cortiscan/dokpri
Salah satu anggota tim, Amalia menuturkan meskipun menghadapi beberapa rintangan seperti kesibukan magang dan PKL, namun tim CORTISCAN mampu untuk manajemen waktu dan memberikan usaha terbaik dalam merealisasikan ide yang telah digagas.

"Saya berharap alat CORTISCAN dapat memberikan kontribusi nyata dan bermanfaat untuk masyarakat dalam mendeteksi dini stroke sehingga tidak ada kata terlambat dalam penanganan penyakit stroke," ujar Amalia.

Tak ketinggalan, anggota tim lainnya juga membagikan tips agar berhasil dalam menyusun PKM. Menurut mereka, penting untuk mencari inovasi dengan nilai kebaruan yang sesuai dengan skema PKM, memilih anggota tim berdasarkan kebutuhan bidang ilmu, dan rajin berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

Penggunaan Cortiscan :

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun