Mohon tunggu...
Achir uddin
Achir uddin Mohon Tunggu... -

Saya sosok manusia biasa yang ingin belajar dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Mudik ke Kampung Damai..."

14 September 2010   15:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:15 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik merupakan tradisi sebagian rakyat indonesia apalagi dalam penyambutan hari besar seperti hari Raya Idul Fitri ini, melihat fenomena semacam ini, saya bukan saja menyingung sekedar saling kunjung dan mengunjungi namun terlebih dari manfaat besar yang kita dapat, bayangkan bagi keluarganya yang bekerja jauh di kota dan telah lama tidak sempat untuk berjumpa dengan sanak saudaranya di kampung  maka kesempatan saat inilah mereka dapat melakukan silahturahmi dan saling melepas kerinduan dan saling membuka kembali hubungan yang telah lama sempat terputus(takterjalin) itu, dengan membuka pintu saling bermaaf-maafpan dan bercengkrama sedia kala sudah barang tentu kitapun kini juga mulai merasa sebagai manusia yang kembali keadalam kehidupan yang baru(fitrah) dan merasakan kegembiran yang dicurahkan oleh Tuhan dengan penuh keberkahan-Nya.

saling memafkan memang kita sangat diwajibkan bagi siapa saja oleh sang Rabb, apalagi kita sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari rasa bersalah dan perbuatan kilaf serta dosa maka wajiblah untuk meminta ampun dari Allah SWT dan permohonan maaf yang ikhlas terlebih kepada orang yang pernah merasa kita sakiti baik hati dan fisiknya, pertanyaannya ikhlaskan karena Allah semua ini dilakukan.. ??" atau   ikhlaskan kita memaafkan karena allah semua ini dilakukan.. ??" dua pertanyaan ini mungkin pertanyaan konyol..., namun lihat maksud pertannyaan semua ini... !"

Jadi yang menjadi kata mudik seharusnya bukan saja raga kita namun kepada hati kita..... kenapa, karena hati inilah yang secepat kilat selalu berangkat dan berlalu melalang buana dalam artian besok kita memaafkan dan besok kembali kita menyakiti .. maka  nyok mudikan hati kita bersama kasih sayang Allah SWT yang telah memberikan pintu maaf dan ampunannya kepada kita agar kita juga selalu membuka saling maaf dan memaafkan kepada lainya, baik kesalahan yang menyinggung baik  pribadi, kelompok, terlebih antar agama walau itu angka mati dan tak bisa di tolelir, ingatlah sahabat bahwa kita bukanlah Tuhan yang bisa memutuskan segalanya, hanya atas pinta ijin dan kasih sayangnyalah atas segala di Dunia ini terjadi.... !?.

................................

tradisikan hati ini mudi ke kampung damai dan kasih sayang di pulau yang namanya "TOLERANSI".. :-)

Salam Kompasiana dan Damai di hati selalu....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun