Mohon tunggu...
Achir uddin
Achir uddin Mohon Tunggu... -

Saya sosok manusia biasa yang ingin belajar dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Akibat Diselimuti..........."

18 Juli 2010   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para Pahlawannya itulah "Selogan" yang di cetuskan pertama kali oleh Bapak Proklamator kita Ir.Soekarno dihadapan rakyat-nya pada masa itu. Bila kita melihat "Slogan" sedemikian rupa berarti tidak terlepas dari "benang merah" catatan Sejarah atas Berdirinya Bangsa Ini. Namun dengan seiring perjalanan waktu dan jaman, Bangsa ini kini sepertinya hampir diambang kegoyahan (bukan kehancuran, red) oleh "akibat diselimuti" Problematik yang silih berganti dengan berbagai Peristiwa yang seakan-akan tidak pernah ada habis-habisnya, sehingga hal ini menjadi suatu pertanyaan umum apakah ini disebutkan sebagai kesuksesan atau ke gagalan Pemerintah dalam menjalankan roda Pemerintahan-nya di ranah Politik, Hukum dan Ekonomi, namun pada kenyataannya saat ini memang Negara telah bahkan sedang bekerja keras dan kini mencoba untuk berani secara tegas mengambil resiko dan sikap untuk memberikan keputusan atas pengungkapan masalah baik kecil dan besar dari berbagai sisi dan ketimpangan yang terjadi seperti pengungkapan penyimpangan perintah atau wewenang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab pekerjaanya hanya mementingkan kepentingan Kelompok atau golongan.saja dengan berkedok demi kepentingan Publik atau Masyarakat Umum (Korup).

Pada kenyataannya saat ini banyak sudah satu-persatu para tokoh-tokoh yang terkadang sangat familier wajahnya dikalangan Masyarakat Umum di tumbangkan dengan senjata yang bernama "Hukum" sehingga kita sangat terperanjat dan menyayangkan pola tingkah mereka sebagai pesakitan berdasarkan jeratan Hukum yang telah diputuskan oleh Pengadilan, akibatnya rakyat juga sadar bahwa selama ini mereka merasa telah dibohongi, teganya mereka-mereka itu sebagai Pejabat sanggup melakukan pembohongan Publik dangan mengultuskan Kepentingan Umum, padahal mereka semua diangkat berdasarkan sumpah dan janjinya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sangat nista rasanya, dahulu kita pernah mendengar Pejabat saling bermain mata diantara Pejabat lainya, namun saat ini diantara Pejabat dan Petinggi Negara sudah main saling tuding, bahkan berani merendahkan serta Pengancaman berupa berani mengungkapakan bukti-bukti awal berdasarkan Peraturan-Peraturan dan Undang-undang yang ia yakini, Penulis tidak bermaksud mengiterfensi siapapun yang sedang mengalami masalah ini bahkan tidak ada kepentingan dibalik ini semua namun hanya sebagai opini belaka berdasarkan melihat dari berbagai peristiwa yang sedang terjadi saat ini, contoh terkait mengenai masalah gugatan legalitas Jabatan Jaksa Agung oleh Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendera, menurut beliau bahwa jabatan Hendarman seharusnya sudah berakhir seiring pembubaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB I) .pada tanggal 20 Oktober 2009 lalu.

Anggapan ini sebelumnya tidak terlepas akibat mencuatnya saling tuding KPK dalam hal ini Kejaksaan Agung yang juga turut disitu menelusuri masalah lama mengenai Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) berdasarkan asumsi bahwa selama ini diperkirakan ada masalah dalam penerapan tender kepada pihak swasta dengan adanya permainan biaya, padahal menurut pengakuan Yusril tender dalam Sisminbakum ini tidak ada uang negara yang keluar karena prinsipnya swasta yang melakukan investasi dan negara sendiri tidak pernah mengalokasikan anggaran tersebut dalam APBN, akhirnya Penulispun sama dengan kebanyakan orang hanya menunggu hasil keputusan masalah ini......!!"

Masalah demi masalah kadang membuat kita geram kadang juga ada kelucuan dan menggemaskan, kembali ke masalah Pol-PP dalam hal ini POLRI setuju apabila Pol-PP diberikan Senjata cuman ada ketentuannya peluru yang mereka gunakan adalah peluru Gas dan Pistol kejut listrik dan sifatnya mungkin tidak mematikan hanya melumpuhkan lawan, namun Petugas yang menggunakannya juga dibatasi, kemudian masalah yang sudah-sudah kasus Video Porno yang telah diduga milik Artis Papan atas AR, CU dan LUN atau disingkat maaf ijin memakai istilah Bagidang (Baginda, red) ASA "AR, CULUN" hehehehe...., kabar terakhir akibat dianggap telah memberikan keterangan palsu/bohong dari salah satu pasangan tersebut yaitu CU akibatnya Ia diperiksa ulang oleh penyidik hal ini berdasarkan keterangan Marwoto sebagai Kabid.Penerangan Umum Polisi di Mabes Polri (Analisa Medan, 15 Juli 2010) dan masih banyak lagi masalah yang sudah dan terus .akan di ungkap mungkin sesuai jadwal dan berkas nyang masuk (Hemm.... sok tau ya..??").

Dan yang lebih tidak mengenakan lagi bagi rakyat kecil menengah ke bawah, adanya kenakan TDL(Tarif Dasar Listrik) yang telah di berlakukan mulai tanggal 1 Juli 2010 dan otomatis hal ini diiringi pula dengan kenaikan sejumlah harga barang Pokok dipasaran nantinya, kemudian apakah akan ada jaminan khusus dari Pemerintah dimana kita juga sebentar lagi akan masuk di Bulan Ramadhon mengenai harga barang itu tadi akan stabil atau malahan akan dinaikan lagi...??" dari beberapa pemberitaan di Media masa bahwa harga barang pokok belum ada kenaikan yang signifikan namun dari beberapa tempat sudah ada yang berani menaikan harga, otomatis keresahan baik ibu-ibu dan Bapak-bapkanya pasti ada dan setidaknya akan sibuk mengatur budged/anggaran belanja yang baru sesuai pengeluaran yang di butuhkannya kedepan.

"Seandainnya Pahlawan-pahlawan Bangsa ini semua masih ada ia akan menangis meraung-raung melihat keadaan Negeri ini, sambil mengakat piring, sendok garpu dan peralatan dapur lainya termasuk lampu hehehe....bukan senjata atau Ia malah tertawa dan berkata sedikit ‘untung aku tidak dilahirkan dijaman kamu Cucu ku.......!'."

Ngguyu... ya Ke...

"Salam Kompasiana, Persahabatan dan Persaudaraan"

Medan, 18 Juli 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun