Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh halo semua, gimana kabarnya pembaca sekalian? Sehat kan? Semoga pembaca sekalian selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia.Â
Padatnya kegiatan perkuliahan membuat saya hilang beberapa waktu dari kegiatan penulisan di blog ini hehe, Alhamdulillah selagi ada waktu luang saya akan membagikan cerita saya mengenai sebuah destinasi wisata yang telah saya datangi beberapa hari yang lalu.
Pandemi yang telah berlangsung selama hampir 3 tahun membawa banyak perubahan ke berbagai sektor yang ada di Indonesia misalnya saja sektor pendidikan yang selama pandemi bisa dilakukan dari jarak jauh melalu aplikasi Zoom dan Google Meet begitu juga dengan sektor pariwisata yang kini tren wisatanya menjadi lebih berkegiatan di tempat terbuka, terlebihan yang berhubungan dengan alam seperti hiking, treking, glamping, bersepeda, menyelam dan lain-lain.
Dari sekian banyak kegiatan wisata di tempat terbuka yang saya sebutkan di atas ada satu kegiatan yang simpel namun menyehatkan yaitu "hiking".
Hiking adalah kegiatan berjalan menyusuri pedesaan, hutan, dan pegunungan dapat ditempuh dalam waktu beberapa jam, perbekalan yang simpel dan rute yang tidak terlalu berat, berbeda dengan "trekking" yang bisa menghabiskan waktu berhari-hari, membawa perbekalan yang banyak, dan rute yang berat untuk dilalui.
Salah satu rute hiking ada di Kabupaten Bogor berlokasi di Desa Wisata Ciasmara Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Jawa Barat. Untuk menuju desa ini wisatawan dapat menggunakan aplikasi penunjuk arah seperti Google Maps dan Waze dan terdapat beberapa pilihan rutenya.
Saya contohkan dengan menggunakan aplikasi Google Maps dengan aturan lokasi awal saya di Istana Bogor sebaga pusat dari Kota Bogor, pada gambar di atas terdapat 3 pilihan rute untuk menuju Desa Wisata Ciasmara.Â
Dari tiga pilihan rute tersebut saya menyarankan wisatawan untuk menggunakan jalur Leuwiliang dan Dramaga daripada menggunakan jalur Ciapus. Mengapa demikian?
Meskipun terdapat perbedaan jarak dan waktu tempuh yang lumayan berbeda namun jalur Leuwiliang dan Dramaga lebih nyaman dan mudah ketimbang jalur Ciapus yang penuh dengan jalan rusak dan berliku, dikhawatirkan wisatawan yang membawa kendaraan non offroad akan kewalahan dan tentunya menambah biaya pengeluaran jika kendaraannya rusak setelah melewati jalur Ciapus.