Mohon tunggu...
Humaniora

Suratku untuk NKRI

19 September 2016   13:29 Diperbarui: 19 September 2016   13:54 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semarang, 19 September 2016

Kepada NKRI,

Engkau adalah negeri yang sangat hebat. Engkau mempersatukan semua orang di negeri ini hingga mau beranak cucu di dalam naunganmu. Orang-orang pun menciptakan Bhineka Tunggal Ika sebagai slogan bersama. Setiap orang ingin setia dibawah naunganmu.

Waktu merubah segalanya……….

Dulu orang-orang berlomba-lomba agar bisa hidup dibawah nanunganmu. Kini orang-orang mulai pergi satu per satu. Kini hanya ada orang-orang lemah yang hanya mementingkan harta dan kekuasaan diatas semut-semut merah. Negeri NKRI ini dulu menjung persatuan dan kemakmuran bagi semua rakyatnya. tetapi sekarang menjunjung kemakmuran keuangan bagi pejabatnya. Sahabtku NKRI apakah dibawah naunganmu itu benar terjadi seperti itu?

Aku yakin memang begitu sulit untuk merubah dari yang buruk menuju yang baik tetapi sangatlah mudah untuk merubah dari yang baik menjadi yang buruk. Tapi para pejabat di negeri mu ini sudah memulai merubah menjadi yang lebih baik sedikit demi sedikit

Negeri ini juga semakin lama juga sudah semakin lebih demokrasi. Meskipun demokrasi di negeri ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan padahal negeri ini adalah negeri demokrasi. Oleh karena itu pantaskah kau disebut NKRI yang demokrasi ? sangatlah tidak sahabatku ! kau hanyalah negeri setengah demokrasi saja !

Aku juga sangat sedih mendengar kabar ini. rasanya aku ingin menangis melihat kabarmu seperti ini. aku sangat kecewa melihat orang-orang yang berlindung dibawah naunganmu yang hanya tersenyum meringis dan berkipas-kipas dari uang hasil korupsinya. Tetapi kamu NKRI yang dirugikan. Jujur saja sahabatku aku sangat sedih.

Apalagi banyak orang yang tidak bertanggung jawab dinegerimu. Ada orang-orang yang sudah terbukti salah tetapi masih saja tidak mengakui kalau bersalah. Orang-orang seperti itu sungguh egois dan munafik. Sahabatku, asal saja kau tahu orang seperti itulah yang harus kau brantas tuntas! Hanya boleh ada abu dan tanah yang tersisa untuk mereka.

Jangan mau ternodai oleh mereka! Jangan mau sisakan ruang untuk mereka! Jangan mau biarkan mereka hidup! Jangan mau berikan tempat yang nyaman lagi bagi mereka! Jangan biarkan tikus-tikus menginjak-injak semut-semut merah kecil! Itulah kata-kata yang bisa kuucapkan dariku.

Sahabatku, aku memiliki saran entah kau mau mendengarkan saranku atau tidak. Aku hanya ingin melihat bebas dari para parasit dan juga bebas dari belenggu kemiskinan dan aku ingin dirimu bisa tersenyum kembali di sebelah ku dan bisa pergi bersama-samaku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun